Peluncuran pada Minggu (30/1/2022) kemarin, adalah uji coba senjata yang ke-7 di bulan Januari ini.
Sebelumnya negara komunis ini menguji rudal hipersonik dan rudal dari kapal selam.
Ahli menilai, sikap Korut mengindikasikan bahwa Kim Jong Un ingin memodernisasi persenjataannya meskipun krisis ekonomi akibat Covid-19 dan sanksi internasional melanda negara itu.
Mereka juga mengatakan, Kim mungkin bertujuan merebut konsesi dari pemerintahan Biden, seperti keringanan sanksi atau pengakuan internasional sebagai kekuatan nuklir.
Peluncuran rudal terbaru ini disebut AS sebagai bentuk peningkatan provokasi.
Pejabat AS mengatakan, pemerintah memandang uji coba rudal Korut sebagai serangkaian provokasi untuk mencoba memenangkan keringanan sanksi dari AS.
Baca juga: Unjuk Kekuatan Lawan AS, Kim Jong Un Serukan Upaya Habis-Habisan Produksi Senjata Strategis
Baca juga: WNA China Diamankan Saat Polisi Gerebek Pinjol Ilegal di Jakarta Utara, Perannya Manajer Pengawas
Pejabat Korea Selatan dan Jepang juga mengutuk peluncuran rudal pada Minggu, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara itu menguji coba rudal balistik dan senjata nuklir.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan peluncuran rudal membawa Korea Utara ke ambang melanggar moratorium uji senjata 2018 yang diberlakukan sendiri.
Para pengamat mengatakan, Korea Utara mungkin menyetop uji coba rudalnya selama Olimpiade Musim Dingin Beijing karena China adalah sekutu terpentingnya.
Tetapi mereka mengatakan, Korea Utara dapat menguji senjata yang lebih besar ketika Olimpiade berakhir serta saat militer AS dan Korea Selatan memulai latihan militer musim semi tahunan mereka.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)