Tidak ada warga Israel yang tewas atau terluka dalam penembakan itu, tambahnya.
Kelompok hak asasi Palestina dan internasional telah lama mengutuk apa yang mereka lihat sebagai kebijakan tembak untuk membunuh dan penggunaan kekuatan yang berlebihan.
B'Tselem, badan hak asasi Israel, mengatakan telah mencatat 77 kematian warga Palestina di tangan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat tahun lalu.
Lebih dari setengah dari mereka yang tewas tidak terlibat dalam serangan apa pun, tambahnya.
Baca juga: Israel Akhirnya Gusur Rumah Warga Palestina di Yerusalem Timur
Serangan pemukim
Akhir tahun lalu, pasukan Israel membunuh seorang pria Palestina dalam serangan di daerah Ras al-Ain di Nablus, Tepi Barat.
Pada Desember 2021, pasukan Israel telah membunuh seorang pria Palestina di desa Beita, Tepi Barat, selama protes terhadap pemukiman ilegal.
Pasukan Israel membunuh seorang anak di bawah umur Palestina setelah diduga menabrakkan mobil di sebuah pos pemeriksaan militer di Tepi Barat utara.
Warga Palestina juga telah bersiap untuk meningkatnya serangan kekerasan oleh pemukim Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Selama periode yang sama, seorang Yahudi ultraortodoks terluka setelah diduga ditikam oleh seorang penyerang Palestina di luar tembok Kota Tua Yerusalem.
Seminggu sebelumnya, seorang anggota Hamas diduga melepaskan tembakan di Kota Tua, menewaskan seorang pria Israel.
Kedua tersangka dibunuh oleh pasukan Israel.
Baca juga: Pasukan Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina di Sheikh Jarrah
Sementara itu, awal bulan ini, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa Israel melakukan "kejahatan apartheid terhadap warga Palestina" dan harus bertanggung jawab karena memperlakukan mereka sebagai "kelompok ras yang lebih rendah".
Israel merebut Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967.