Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menolak klaim Rusia.
"Apa ini? Rotasi, penarikan, kembali lagi. Terlalu dini untuk bersukacita," katanya dalam kunjungan ke kota tenggara Mariupol.
Pemimpin Ukraina, yang telah berulang kali berusaha untuk menunjukkan ketenangan dan kekuatan selama krisis, menyatakan Rabu sebagai hari "persatuan nasional".
Di mana hari Rabu (16/2/2021) sempat diduga sebagai kemungkinan Rusia untuk memulai invasi.
"Kita dipersatukan oleh keinginan untuk hidup bahagia dalam damai,” kata Zelenskyy kepada bangsa itu dalam sebuah pidato.
"Kita bisa mempertahankan rumah kita hanya jika kita tetap bersatu."
Di seluruh negeri, warga Ukraina dari segala usia mengibarkan bendera di jalan-jalan dan dari jendela apartemen.
Ratusan orang membentangkan bendera sepanjang 200 meter di Stadion Olimpiade Kyiv, sementara yang lain disampirkan di tengah pusat perbelanjaan di ibu kota.
Di bagian yang dikuasai pemerintah di wilayah timur Ukraina, Luhansk, tempat separatis yang didukung Rusia memerangi pasukan Ukraina sejak 2014, penduduk membentangkan bendera besar lainnya di seberang jalan.
"Acara ini, jumlah orang yang bersatu di sekitar bendera Ukraina akan menunjukkan bahwa kita berdiri untuk Ukraina yang bersatu," kata warga Olena Tkachova.
Inti dari krisis ini adalah tuntutan Rusia agar Barat menjauhkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya dari NATO, menghentikan penyebaran senjata di dekat perbatasan Rusia dan menarik mundur pasukan dari Eropa Timur.
Baca juga: Rusia: Ukraina Harus Nyatakan Dirinya Non-Blok Jika NATO Secara Terbuka Menolaknya Sebagai Anggota
Baca juga: Mengenal NATO, Organisasi yang Dianggap Ancaman Besar bagi Rusia Sehingga Ancam akan Serbu Ukraina
AS dan sekutunya secara bulat menolak tuntutan itu, tetapi mereka menawarkan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia tentang cara-cara untuk meningkatkan keamanan di Eropa.
Kesepakatan 2015 yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman membantu mengakhiri pertempuran terburuk di Ukraina timur, tetapi implementasinya terhenti.
Kesepakatan itu, yang dikenal sebagai perjanjian Minsk, akan menawarkan pemerintahan sendiri yang luas ke wilayah-wilayah separatis dan dengan demikian dibenci oleh banyak orang di Ukraina.