Komando militer Ukraina mengatakan peluru menghantam sebuah taman kanak-kanak di Stanytsia Luhanska, melukai dua guru, dan memutus aliran listrik ke separuh kota.
Kepala misi pemantauan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, Yasar Halit Cevik, mengatakan pihaknya melaporkan 500 ledakan di sepanjang jalur kontak dari Rabu (16/2/2022) malam hingga Kamis (17/2/2022).
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan Barat telah melihat "peningkatan pasukan selama 48 jam terakhir, hingga 7.000."
Itu sesuai dengan apa yang dikatakan pejabat pemerintah AS sehari sebelumnya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Moskow sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkan kemungkinan serangan.
Sedangkan, di markas NATO di Brussels, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mempertanyakan klaim penarikan pasukan Rusia.
“Kami telah melihat beberapa dari pasukan itu beringsut lebih dekat ke perbatasan itu. Kami melihat mereka terbang dalam lebih banyak pesawat tempur dan pendukung,” katanya.
“Kami melihat mereka mempertajam kesiapan mereka di Laut Hitam. Kami bahkan melihat mereka menimbun persediaan darah mereka."
"Anda tidak melakukan hal-hal semacam ini tanpa alasan, dan Anda tentu tidak melakukannya jika Anda bersiap-siap untuk berkemas dan pulang," lanjutnya.
Baca juga: AS Sebut Rusia Bohong Tentang Penarikan Pasukan dari Perbatasan, Malah Tambah 7.000 Tentara
Tanggapan Rusia dan China
Menanggapi kekhawatiran pihak AS dan NATO, Rusia menuduh mereka histeris.
Dikutip dari AP News, pihak Rusia mengklaim beberapa pasukannya telah kembali ke pangkalan dan tidak memiliki rencana untuk menyerang.
Namun, banyak negara Barat bersikukuh bahwa pembangunan militer terus berlanjut sebelum kemungkinan serangan.
Rusia mengatakan penarikan itu, yang diumumkan awal pekan ini, akan memakan waktu.