Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden mengancam bahwa proyek Nord Stream 2 tidak akan berjalan jika tank dan pasukan Rusia melintasi perbatasan Ukraina.
Nord Stream 2 akan menggandakan jumlah gas yang mengalir dari Rusia ke Jerman dan akan melewati Ukraina, karena mengalir di sepanjang dasar Laut Baltik.
Baca juga: Invasi Dimulai, Boris Johnson akan Jatuhkan Sanksi agar Putin Sadar Telah Memicu Perang Besar
Inggris
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Ia juga menargetkan sanksi pada entitas di Donbas, Luhansk dan Donetsk, wilayah separatis di Ukraina Timur yang diakui kemerdekaannya oleh Putin.
"Rusia, Presiden Putin, telah memutuskan untuk menyerang kedaulatan Ukraina dan integritas teritorialnya. Kami akan memberlakukan sanksi seperti yang kami katakan akan selalu kami lakukan," kata Johnson kepada wartawan setelah nelakukan pertemuan darurat atas krisis di Ukraina, Selasa (22/2/2022), mengutip dari CNA.
Baca juga: Latar Belakang Konflik Ukraina dan Invasi Rusia ke Donbas
"Kami akan segera menerapkan paket sanksi ekonomi," kata Johnson .
"Ini, harus saya tekankan, hanya rentetan pertama sanksi ekonomi Inggris terhadap Rusia, karena kami khawatir akan ada lebih banyak perilaku irasional Rusia yang akan datang," tegasnya.
Inggris telah mengancam akan memotong akses perusahaan Rusia ke dolar AS dan pound Inggris.
Menghalangi mereka dari peningkatan modal di London dan untuk mengekspos apa yang disebut Johnson sebagai "boneka Rusia" dari properti dan kepemilikan perusahaan.
Namun Inggris belum menjelaskan siapa yang akan terkena sanksi ekonomi ini, tetapi yang jelas mereka telah mengecam bahwa tidak akan ada tempat bagi oligarki Rusia untuk bersembunyi.
Menurut Johnson, target sanksi ini dapat mencakup bank-bank Rusia.
Ratusan miliar dolar telah mengalir ke London dan wilayah luar negeri Inggris dari Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Johnson berharap, Putin akan menyadari bahwa dia telah "sangat salah perhitungan" karena melakukan invasi ke Ukraina.