News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

China Sindir Kebijakan AS Beri Sanksi Rusia Justru Ciptakan Kepanikan dan Ketegangan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah ledakan terlihat pada Kamis dini hari di kota Kharkiv, Ukraina

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan permohonan pribadi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Ukraina. Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina.

Hadir dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan terkait krisis Rusia-Ukraina, Guterres juga mengingatkan, sudah ada terlalu banyak orang yang tewas dalam konflik. Ia berharap, Rusia bisa mengurungkan niatnya.

"Presiden Putin, hentikan pasukan Anda untuk menyerang Ukraina, beri kesempatan damai, terlalu banyak orang telah tewas," ungkap Guterres, seperti dikutip The Straits Times.

Serangan Rusia terhadap Ukraina dimulai

Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina Timur pada Kamis. Langkah ini dianggap akan menjadi awal perang di Eropa atas tuntutan Rusia untuk mengakhiri ekspansi NATO ke arah Timur.

Perintah tersebut disampaikan langsung oleh Putin dalam sebuah pidato yang disiarkan oleh kanal televisi pemerintah. Tak lama setelahnya, ledakan mulai terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv.

Kantor berita Interfax mengabarkan, serangan terjadi menjelang fajar dan berpusat di dekat bandara utama di Kyiv.

Dilansir dari Reuters, Putin mengatakan, dia telah mengizinkan operasi militer khusus di daerah-daerah yang memisahkan diri di Ukraina Timur dan bentrokan antara pasukan Rusia dan Ukraina hanya masalah waktu.

"Semua tanggungjawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina. Saya memerintahkan pasukan Rusia untuk melindungi rakyat dan menuntut pasukan Ukraina meletakkan senjata mereka," ungkap Putin.

Hingga saat ini, jangkauan operasi militer Rusia di Ukraina masih belum jelas. Namun, citra satelit yang diambil pada Rabu (23/2) menunjukkan ada penempatan pasukan baru di Rusia Barat.

Banyak di antara pasukan Rusia itu berada dalam jarak 16 km dari perbatasan dengan Ukraina dan kurang dari 50 mil dari Kota Kharkiv di Ukraina. (Kompas.com/Bernadette Aderi Puspaningrum/Kontan/SS Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini