Perjanjian itu ditandatangani oleh 12 negara pada tanggal 4 April 1949 di Auditorium Departemen di Washington, DC.
12 Negara tersebut yakni; Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Dalam lima bulan setelah upacara penandatanganan, Perjanjian itu diratifikasi oleh parlemen negara-negara yang berkepentingan, menyegel keanggotaan mereka.
Hingga kini NATO memiliki jumlah anggota sebanyak 30 negara di Eropa dan Amerika Utara.
Baca juga: Jokowi: Setop Perang, Perang Menyengsarakan Manusia dan Membahayakan Dunia
Baca juga: Berita Foto : Kepanikan Warga Ukraina Saat Rusia Lakukan Invasi
Anggota NATO
- AS
- Inggris
- Perancis
- Belgia
- Belanda
- Luksemburg
- Kanada
- Italia
- Portugal
- Islandia
- Denmark
- Norwegia.
- Yunani (bergabung tahun 1952)
- Turki (bergabung tahun 1952)
- Jerman (sebagai Jerman Barat, bergabung tahun 1955)
- Spanyol (bergabung tahun 1982)
- Republik Ceko (bergabung tahun 1999)
- Hongaria (bergabung tahun 1999)
- Polandia (bergabung tahun 1999)
- Bulgaria (bergabung tahun 2004)
- Estonia (bergabung tahun 2004)
- Latvia (bergabung tahun 2004)
- Lituania (bergabung tahun 2004)
- Rumania (bergabung tahun 2004)
- Slovakia (bergabung tahun 2004)
- Slovenia (bergabung tahun 2004)
- Albania (bergabung tahun 2009)
- Kroasia (bergabung tahun 2009)
- Montenegro (bergabung tahun 2017)
- Makedonia Utara (bergabung tahun 2020)
Baca juga: Pengamat Militer: Perang Rusia-Ukraina akan Terus Membesar hingga Vladimir Putin Mencapai Tujuannya
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Meletus, Pasar Global Rontok, Bagaimana Dengan Indonesia?
Tujuan NATO
Selama Perang Dingin, NATO berfokus pada pertahanan kolektif dan perlindungan anggotanya dari potensi ancaman yang berasal dari Uni Soviet.
Dengan runtuhnya Uni Soviet dan munculnya aktor non-negara yang mempengaruhi keamanan internasional, banyak ancaman keamanan baru muncul.
NATO melawan ancaman ini dengan memanfaatkan pertahanan kolektif, mengelola situasi krisis.
Seperti disebutkan dalam laman resminya, tujuan penting NATO adalah untuk menjaga kebebasan dan keamanan semua anggotanya dengan cara politik dan militer.
NATO berusaha untuk mengamankan perdamaian abadi di Eropa, berdasarkan nilai-nilai umum kebebasan individu, demokrasi, hak asasi manusia dan supremasi hukum.
Hubungan NATO-Rusia
Hubungan NATO-Rusia sebenarnya berjalan baik, dimulai setelah berakhirnya Perang Dingin, ketika Rusia bergabung dengan Dewan Kerjasama Atlantik Utara (1991) dan program Kemitraan untuk Perdamaian (1994).
Kedua belah pihak membuat komitmen timbal balik untuk bekerja sama membangun benua yang stabil, aman dan tidak terbagi atas dasar kemitraan dan kepentingan bersama pada tahun 1997.