TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu Kota Ukraina, Kiev pada Sabtu (26/3/2022) pagi.
Alhasil, pertempuran sengit tak terhindarkan di jalanan kota Kiev.
Ledakan terdengar di berbagai penjuru jalanan kota Kiev.
Saat situasi sengit semakin berkecambuk, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengimbau warga untuk mengangkat senjata.
Sementara, pejabat kota setempat medesak agar penduduk Ukraina mencari perlindungan.
Presiden Ukraina juga menolak tawaran Amerika Serikat (AS) untuk mengungsi.
Ia bersikeras untuk tetap tinggal di Kiev meski ancaman serangan Rusia membahayakan dirinya.
"Pertarungan ada disini," ujar Zelenskyy, dikutip dari APNews, Sabtu (26/2/2022).
Adapun, bentrokan itu terjadi setelah pertempuran selama dua hari yang mengakibatkan ratusan korban jiwa.
Bentrokan juga menghancurkan jembatan, sekolah, dan gedung apartemen di beberapa kota di dekat Kiev.
Para pejabat AS percaya Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad untuk menggulingkan pemerintah Ukraina dan menggantinya dengan rezimnya sendiri.
Serangan itu merupakan upaya paling berani dari Putin untuk mereka ulang peta dunia dan menghidupkan kembali pengaruh era Perang Dingin Moskow.
Hal ini memicu upaya internasional baru untuk mengakhiri invasi, termasuk sanksi langsung terhadap Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan gencatan senjata dan memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa banyak kota sedang diserang.
Baca juga: Militer Ukraina: Serangan Pasukan Rusia Targetkan Pangkalan Militer Kyiv Digagalkan