Ledakan itu menghancurkan sebuah gedung pemerintah, menurut video insiden yang diposting oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina (MOFA) dan pejabat pemerintah Ukraina.
Baca juga: Menlu Rusia Tuduh Ukraina Berusaha Mendapatkan Senjata Nuklir
Baca juga: Pelajar India Tewas Tertembak Saat Militer Rusia Lakukan Serangan Besar-besaran di Kharkiv Ukraina
Klip itu diposting di media sosial Selasa pagi waktu setempat dan telah diverifikasi oleh CNN.
Sebuah video terpisah yang diposting oleh Kostiantyn Nemichev, Kepala Staf Pertahanan Kharkiv, menunjukkan akibat dari serangan yang termasuk dalam gedung yang telah menjadi puing-puing.
Gedung Administrasi Negara Daerah menampung kantor-kantor pemerintah daerah.
Gedung itu terletak di "Freedom Square" — alun-alun utama Kharkiv.
Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, juga membagikan video di akun Telegram resminya yang diambil dari lantai jalan di Freedom Square.
Video tersebut menunjukkan lokasi ledakan, dan puing-puing di tanah di mana gedung Administrasi Negara Daerah Kharkiv pernah berdiri.
Zelensky menyebut serangan terhadap Kharkiv sebagai 'kejahatan perang'
Dilansir Independent, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan Rusia di kota Kharkiv, menyebutnya sebagai "kejahatan perang".
Berbicara dalam sebuah video yang diposting di media sosial, Zelenskyy mengatakan bahwa dalam 5 hari, pasukan Rusia telah meluncurkan 56 serangan rudal dan 113 rudal jelajah di Ukraina.
Dia berkata, "Hari ini, pasukan Rusia secara brutal menembaki Kharkiv dari artileri jet. Itu jelas kejahatan perang."
Baca juga: Media Milik Pemerintah Rusia Menghadapi Masalah Baru di Eropa
Baca juga: BWF Larang Seluruh Atlet Rusia Tampil di Semua Turnamen Badminton
"Kharkiv adalah kota yang damai, ada daerah pemukiman yang damai, tidak ada fasilitas militer."
"Puluhan saksi mata membuktikan bahwa ini bukan satu tembakan palsu, tetapi penghancuran orang yang disengaja."
"Rusia tahu di mana mereka menembak."
"Pasti akan ada pengadilan internasional untuk kejahatan ini - ini merupakan pelanggaran terhadap semua konvensi."
"Tidak ada seorang pun di dunia yang akan memaafkan Anda karena membunuh orang-orang Ukraina yang damai," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)