TRIBUNNEWS.COM - Diplomat Uni Eropa (UE) menyetujui sanksi baru terhadap Belarus karena perannya mendukung invasi Rusia ke Ukraina, kata Presiden Uni Eropa Prancis.
Dikutip Guardian, sanksi juga akan menghantam “beberapa sektor ekonomi, dan khususnya kayu, baja dan potasium”, kata pernyataan itu.
Seorang pejabat UE mengatakan minggu ini bahwa salah satu tujuan dari sanksi baru terhadap Minsk adalah untuk menghentikan ekspor barang Belarusia lebih lanjut ke UE.
Aturan ini berlaku atas barang-barang yang sudah dikenakan sanksi, yang sebelumnya dijatuhkan oleh UE setelah Presiden Alexander Lukashenko menghancurkan protes mengikuti pemilu pada Agustus 2020.
Baca juga: Indonesia Harus Punya Rencana Cadangan Sikapi Kenaikan Harga Dampak Konflik Ukraina-Rusia
Baca juga: Transkip Lengkap Pidato Menyentuh dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Hadapan Parlemen Eropa
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (1/3/2022), Belarus memang dianggap sebagai negara yang pro terhadap Rusia dan disebut turut mengambil peranan dalam krisis yang terjadi di Ukraina.
Belarus minta rudal anti-pesawat
Pemerintah Belarus meminta kepemimpinan Rusia untuk memberikan sistem rudal anti-pesawat S-400 tambahan untuk melindungi kota Minsk.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) negaranya pada Selasa kemarin.
Dikutip dari laman TASS, Rabu (2/3/2022), dia menekankan bahwa pasukannya membutuhkan peralatan militer tambahan untuk melindungi ibu kota negaranya.
Baca juga: Tentara Belarusia Seberangi Perbatasan, Disebut Bantu Rusia Invasi Ukraina
"Perangkat keras militer ternyata tidak cukup bagi kami. Kami akan memiliki personel yang cukup, namun perangkat keras (tidak akan cukup). Saya beralih ke Presiden Rusia Vladimir Putin, sehingga selain sistem S-400 yang terletak di Wilayah Gomel, S-400 tambahan dapat dipasok ke area sedikit di sebelah barat Minsk," kata Lukashenko.
"Ini tidak hanya untuk melindungi Minsk," tegas Lukashenko.
Baca juga: Alexei Navalny: Saya Tidak Menyesal Kembali ke Rusia
Alexei Navalny dorong protes harian
Sementara itu, di tengah invasi Rusia, kritikus Kremlin yagn saat ini dipenjara, Alexi Navalny mendorong pendukungnya untuk melakukan protes harian.
"Alexei Navalny meminta orang-orang untuk keluar dan memprotes perang seriap hari, pada pukul 19.00 waktu setempat dan pada akhir pekan pukul 14.00," terang juru bicara Alexei Navalny Kira Yarmysh di Twitter, dikutip Al Jazeera,