TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dilaporkan tiga kali lolos dari upaya pembunuhan sejak Rusia menyerang Ukraina pekan lalu.
Zelensky sebelumnya dilaporkan telah berhasil menghindari upaya pembunuhan itu.
Seperti dilaporkan Times of London, Zelensky berhasil selamat setelah orang-orang Rusia yang menentang perang memberi informasi intelijen tentang serangan yang direncanakan kepada pejabat pemerintah Ukraina.
“Saya bisa katakan bahwa kami menerima informasi dari (Layanan Keamanan Federal Rusia), yang tak mau ambil bagian dari perang berdarah ini,” bunyi pernyataan Menteri Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina dikutip dari Fox News, Jumat (4/3/2022).
Laporan dari Times of London itu mengungkapkan bahwa Kelompok Wagner, pasukan paramiliter yang didukung Rusia, di belakang dua upaya pembunuhan tersebut.
Baca juga: Sosok 2 Petinggi Militer yang Tewas dalam Perang Rusia-Ukraina, Kolonel Ole dan Jenderal Sukhovetsky
Rusia pun diyakini bakal menyangkal keterlibatannya jika kelompok itu berhasil membunuh Zelensky.
“Mereka akan masuk ke sana dengan misi yang sangat terkenal, sesuatu yang ingin disangkal oleh Rusia. Pemenggalan kepala negara adalah misi besar,” ujar sumber diplomatik dalam laporan itu.
Uni Eropa sendiri didukung oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken telah memberikan sanksi kepada kelompok Wagner dan rekan-rekannya pada Desember lalu, atas pelanggaran hak asasi manusia serius.
Hal itu termasuk penyiksaan dan di luar proses hukum, eksekusi dan pembunuhan secara singkat atau sewenang-wenang, dan aktivitas destabilisasi di sejumlah negara termasuk Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah, dan Donbas Ukraina.
Mantan pejabat intelijen AS berspekulasi bahwa tentara bayaran ini kemungkinan telah beroperasi di Kiev selama berbulan-bulan.
Hal itu dikarenakan Presiden Rusia Vladimir Putin membutuhkan intelijen lapangan di Ibu Kota Ukraina sebelum invasi yang direncanakan dimulai pekan lalu.
Ngaku Diincar
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku menjadi target utama pembunuhan oleh pasukan khusus yang dikirim Rusia ke Kiev.
Pengakuan Zelensky ini diungkapkan dalam pidato Kamis (24/2/2022) malam, hari pertama serbuan Rusia ke Ukraina.
Dalam pidato itu, Zelensky tidak lagi mengenakan jas, melainkan baju kaus hijau lengan panjang.
Pidato itu pun tampaknya tidak dilakukan di istana, melainkan di sebuah bunker untuk menjamin keselamatannya.
Politisi berusia 44 tahun itu menyampaikan isi hatinya setelah seharian menghadapi serbuan militer Rusia.
"Saya tahu, banyak rumor dan informasi keliru berseliweran sekarang yang intinya menyebut saya sudah meninggalkan Kiev," kata Zelensky.
Ia membantah informasi itu. "Saya masih di ibu kota. Saya tinggal bersama warga saya," katanya.
Ia juga menegaskan, keluarganya pun masih di Kiev bersama dia. Istrinya Olana (44), Aleksandra (17) dan Kiril (9), masih berada di Kiev.
"Keluarga saya bukan pengkhianat, tetapi warga Ukraina," katanya seraya menegaskan ia tidak akan mengungkapkan lokasinya berada.
Ia pun mengungkapkan adanya informasi yang menyebut ia sasaran utama pembunuhan.
"Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya target nomor dua," kata Zelensky.
"Mereka ingin menghancurkan Ukraina dengan cara menghancurkan kepala negara," kata Zelensky.
Ia yakin bahwa saat ini ada tim khusus sudah berada di Kiev. "Kami juga dapat informasi kelompok-kelompok sabotase masuk Kiev," katanya.
Sumber: Fox News/Kompas.TV