Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Warga sipil di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina terjebak tanpa listrik dan air dan tidak dapat menutup korban tewas, kata walikota Vadym Boichenko, Sabtu (5/3/2022) sebagaimana yang dilaporkan CNN.
Ia menuduh Rusia mencoba "mencekik" kota itu dengan menutup evakuasi yang disepakati.
Sebelumnya Rusia menyetujui gencatan senjata pada hari Sabtu untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan kota-kota tenggara Mariupol dan Volnovakha dengan aman.
Penduduk wilayah itu telah mengalami hari-hari penembakan yang berat dan tanpa pandang bulu.
Tetapi evakuasi dihentikan, pihak berwenang Ukraina menuduh Rusia melanggar perjanjian dengan melanjutkan serangannya.
Ribuan warga sipil terjebak dalam apa yang digambarkan orang-orang di lapangan sebagai kondisi yang semakin mengerikan.
Vadym Boichenko mengatakan kota itu tanpa listrik, panas, air atau jaringan seluler, dan beberapa bus yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga sipil telah dihancurkan dalam penembakan itu.
Baca juga: UPDATE: PM Israel Temui Putin dan Zelenskyy, Trump Memihak Rusia, 1,3 Juta Orang Ukraina Mengungsi
"(Militer Rusia) bekerja untuk mengepung kota dan membuat blokade. Mereka ingin memisahkan kita dari koridor kemanusiaan, menutup pengiriman barang-barang penting, pasokan medis, bahkan makanan bayi," katanya dalam sebuah wawancara. di saluran YouTube pada hari Sabtu.
"Tujuan mereka adalah untuk mencekik kota dan menempatkannya di bawah tekanan yang tak tertahankan."