TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov menuding Ukraina tidak mengizinkan warga sipil dan bantuan kemanusiaan untuk melewati koridor kemanusiaan yang saat ini diberlakukan oleh kedua belah pihak.
"Kami telah diberitahu oleh Republik Rakyat Donetsk, otoritas Mariupol menolak memberikan kesempatan bagi penduduk untuk pergi dan bantuan kemanusiaan untuk masuk melalui koridor kemanusiaan yang diberlakukan militer Rusia," katanya kepada wartawan di Moskow, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).
Lavrov menambahkan, Rusia juga sedang dalam proses memverifikasi laporan bahwa pihak berwenang Kherson menolak untuk menerima bantuan kemanusiaan.
Tudingan itu dibantah Ukraina yang balik menuding Rusia melanggar kesepakatan jeda pertempuran.
Baca juga: McDonalds, Pepsi, dan Perusahaan Ternama Amerika Diminta Hentikan Operasi di Rusia
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vershchuk mengatakan, "Saya ingin mengkonfirmasi fakta, Rusia telah melanggar kesepakatan yang dicapai dengan mediasi Palang Merah," kata Iryna.
"Pada pukul 11.45, Federasi Rusia mulai menembaki Volnovakha dengan senjata berat," paparnya.
Seorang pejabat tinggi dari kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan penembakan terus berlanjut di Mariupol dan daerah wilayah sekitarnya.
Vereshchuk menambahkan pertempuran sedang berlangsung di sepanjang koridor kemanusiaan Mariupol ke Zaporizhzhia.
Dia mendesak Moskow untuk menghentikan penembakan dan menghormati perjanjian gencatan senjata.
Sergey Lavrov juga mengomentari pidato Zelenskyy baru-baru ini kepada para pemimpin NATO dan menuduhnya mengandalkan mereka untuk menyelesaikan konflik daripada negosiasi.
"Jika dia begitu putus asa, NATO tidak membantunya seperti yang dia harapkan, apakah itu berarti dia mengandalkan penyelesaian konflik dengan cara melibatkan NATO, dan bukan melalui negosiasi?" kata Lavrov.
Dia menyalahkan Ukraina karena menunda tanggal pertemuan dan mengatakan pihak Rusia selalu siap untuk melakukan putaran pembicaraan baru.
"Pihak Ukraina, pihak yang seharusnya paling tertarik di sini (dengan perundingan), tampaknya terus-menerus membuat berbagai dalih untuk menunda dimulainya perundingan selanjutnya. Mereka menunda tanggal yang disepakati, (dan) kami belum menerima tanggal baru. Seperti yang diketahui rekan-rekan Ukraina, kami siap sejak kemarin malam untuk perundingan putaran ketiga ini," tegas Lavrov.
Apa yang awalnya tampak seperti gencatan senjata pada hari Sabtu dengan cepat menjadi berantakan dalam beberapa jam, setelah pejabat Ukraina mengeklaim Rusia melanjutkan penembakan.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyetujui rute evakuasi dengan pasukan Ukraina untuk Mariupol dan Volnovakha.
Sumber: AP/Kompas.TV