Rusia mengatakan akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman jika Barat melanjutkan larangan minyak Rusia.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan penolakan minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global.
Hal ini akan menyebabkan harga minyak naik lebih dari dua kali lipat menjadi $300 per barel.
Seperti diketahui AS telah menjajaki kemungkinan larangan dengan sekutu sebagai cara untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Namun Jerman dan Belanda menolak rencana itu pada Senin (7/4/2022), dikutip dari BBC.
Uni Eropa (UE) mendapatkan sekitar 40% gasnya dan 30% minyaknya dari Rusia, dan tidak memiliki pengganti yang mudah jika pasokannya terganggu.
Sementara Inggris tidak akan terkena dampak langsung oleh gangguan pasokan, karena mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia, Inggris akan terpengaruh oleh kenaikan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.
Dalam pidatonya di televisi pemerintah Rusia, Novak mengatakan tidak mungkin untuk segera menemukan pengganti minyak Rusia di pasar Eropa".
"Ini akan memakan waktu bertahun-tahun, dan masih akan jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa. Pada akhirnya, mereka akan dirugikan," katanya.
Menunjuk keputusan Jerman bulan lalu untuk membekukan sertifikasi Nord Stream 2, pipa gas baru yang menghubungkan kedua negara, ia menambahkan bahwa embargo minyak dapat memicu pembalasan.
"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," katanya.
Diketahui Rusia adalah produsen gas alam terbesar di dunia dan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia.