"Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dan potensi risiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir," kata Grossi.
"Saya meminta pasukan yang mengendalikan lokasi secara efektif untuk segera memfasilitasi rotasi personel yang aman di sana."
Baca juga: Artis NFT Asal Rusia Bakar Paspornya untuk Dukung Ukraina
Baca juga: Kisah PMI Asal Bali Pulang dari Ukraina: Handayani Bersyukur, Dewi Masih Trauma
Dengan terputusnya transmisi data jarak jauh dan regulator Ukraina hanya dapat menghubungi pabrik melalui e-mail.
Rusia juga menyerang dan merebut pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, pekan lalu, dengan tuduhan "teror nuklir" dari Kyiv.
Zaporizhzhia sendiri memiliki enam reaktor dengan desain yang lebih modern dan lebih aman daripada reaktor yang dilebur di Chernobyl.
IAEA mengatakan dua di antaranya masih beroperasi, personel pabrik bekerja dalam shift dan tingkat radiasi tetap stabil.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)