News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Intel AS: Putin Tidak akan Berhenti Menyerang Meski Rusia Dilanda Kesulitan Ekonomi

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis memegang plakat dan bendera saat mereka berkumpul di Lafayette Square untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina di Washington, DC, pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, melepaskan serangan udara dan memerintahkan pasukan darat melintasi perbatasan dalam pertempuran yang menurut pihak berwenang Ukraina menewaskan puluhan orang. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)

"Saya tidak memiliki jumlah hari tertentu dari pasokan yang dimiliki populasi. Tetapi dengan pasokan yang terputus, itu akan menjadi agak putus asa, saya akan mengatakan, 10 hari hingga dua minggu," kata Berrier.

Berrier mengatakan, AS tidak memiliki bukti bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di luar dari postingan yang viral di media sosial.

Seorang anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, cadangan militer Angkatan Bersenjata Ukraina, berjaga di samping struktur anti-tank yang menghalangi jalan-jalan di pusat Kyiv pada 6 Maret 2022. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Ia menyinggung pemboman sekolah dan fasilitas yang tidak terkait dengan militer Ukraina oleh pasukan Rusia.

Sementara itu, Burns mengatakan saat ini pemimpin China tidak bisa tenang dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Diketahui, negara pimpinan Xi Jinping ini menolak mengutuk tindakan Rusia atau menyebutnya dengan invasi.

"Saya pikir mereka (China) sedikit gelisah tentang dampaknya terhadap ekonomi global. Dan ketiga, saya pikir mereka sedikit gelisah dengan cara Vladimir Putin telah mendorong Eropa dan Amerika lebih dekat," kata Burns.

Ukraina Harus Bertahan 10 Hari ke Depan

Seorang pejabat senior Ukraina pada Rabu (9/3/2022) mengatakan, negaranya harus menahan serangan Rusia selama 7-10 hari ke depan untuk menggagalkan kemenangan Moskow.

Diketahui hingga kini, lebih dari dua juta orang telah mengungsi dari Ukraina, terhitung sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi.

Vadym Denysenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengatakan Rusia sangat menginginkan sebuah kemenangan.

Ia menyebut, Kota Mariupol atau Ibu Kota Kyiv adalah target yang paling mungkin untuk rencana tersebut.

"Mereka (Rusia) membutuhkan setidaknya beberapa kemenangan sebelum mereka dipaksa ke dalam negosiasi akhir," tulis Denysenko di Facebook.

"Oleh karena itu tugas kita adalah berdiri selama 7-10 hari ke depan," tambahnya, dikutip dari CNA

Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan pada Rabu (9/3/2022) untuk warga Ukraina di Kyiv dan empat kota lainnya agar bisa mengungsi.

Seorang anak melihat warga yang mengungsi dari kota Irpin, barat laut Kyiv, selama pengeboman dan pengeboman besar-besaran pada 5 Maret 2022, sepuluh hari setelah Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina. (Aris Messinis / AFP)

Baca juga: Buntut Invasi di Ukraina, McDonalds hingga TikTok Angkat Kaki dari Rusia

Baca juga: Rusia: Harga Minyak Mentah Bisa Tembus 300 Dolar AS, Embargo Minyak oleh Barat Bisa Jadi Bencana

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini