News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Intel AS: Putin Tidak akan Berhenti Menyerang Meski Rusia Dilanda Kesulitan Ekonomi

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis memegang plakat dan bendera saat mereka berkumpul di Lafayette Square untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina di Washington, DC, pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, melepaskan serangan udara dan memerintahkan pasukan darat melintasi perbatasan dalam pertempuran yang menurut pihak berwenang Ukraina menewaskan puluhan orang. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin badan intelijen AS mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin dapat mengintensifkan invasi ke Ukraina meskipun terjadi kemunduran militer dan kesulitan ekonomi di Rusia.

Dilansir CNA, para pemimpin intelijen ini memperkirakan Rusia telah kehilangan 2.000 hingga 4.000 militernya dalam perang di Ukraina. 

Selain kehilangan sejumlah besar pasukan, negara pimpinan Putin ini juga telah merasakan dampak sanksi internasional.

Kendati demikian, kondisi justru akan lebih buruk bagi Ukraina karena persediaan makanan dan air di Kyiv mungkin habis dalam dua minggu.

"Analis kami menilai bahwa Putin tidak mungkin terhalang oleh kemunduran seperti itu dan sebaliknya dapat meningkat," kata Direktur Intelijen Nasional Avril Haines dalam sidang tahunan Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (8/3/2022).

Foto dari kiri ke kanan: Volodymyr Zelenskyy, Vladimir Putin, (ISTIMEWA)

Baca juga: 22 Tewas, Rusia Bombadir Pemukiman di Sumy Ukraina, Gubernur: Tiga Bom dalam 1 Malam, Mengerikan

Baca juga: Pemimpin Arab Saudi dan UEA Menolak Telepon dari Biden yang Khawatir Soal Harga Minyak Dunia

Haines mengatakan, keputusan Putin menyiagakan pasukan nuklir merupakan langkah yang "sangat tidak biasa" sejak 1960-an.

Namun analis intelijen tidak mengamati perubahan dalam postur nuklir Rusia di luar apa yang terdeteksi selama krisis internasional sebelumnya.

"Kami juga belum mengamati perubahan postur nuklir di seluruh kekuatan yang melampaui apa yang telah kami lihat di momen-momen ketegangan yang meningkat sebelumnya," kata Haines.

William Burns, direktur Central Intelligence Agency, menggemakan penilaian Haines bahwa Rusia tidak mungkin mundur.

"Saya pikir Putin marah dan frustrasi saat ini. Dia kemungkinan akan menggandakan dan mencoba menggiling militer Ukraina tanpa memperhatikan korban sipil," kata Burns.

Burns mengatakan dia dan analis CIA tidak bisa melihat bagaimana rencana Putin untuk merebut Ibu Kota Kyiv dan mengganti pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky dengan pejabat pro-Rusia.

"Saya gagal melihat bagaimana dia bisa menghasilkan permainan akhir semacam itu dan ke mana arahnya, saya pikir, adalah untuk beberapa minggu ke depan yang buruk di mana dia menggandakan (serangan) dengan sedikit memperhatikan korban sipil," kata Burns kepada komite.

Situasi Kyiv Memprihatinkan

Menyusul laporan Rusia memotong pasokan kebutuhan pokok ke Kyiv, Letnan Jenderal Scott Berrier, direktur Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan situasi di ibu kota Ukraina bisa memburuk dengan cepat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini