TRIBUNNEWS.COM - Militer Ukraina telah menyetujui gencatan senjata 12 jam dengan Rusia pada Rabu (9/3/2022) untuk memungkinkan warga sipil mengungsi melalui koridor kemanusiaan, termasuk dari kota Sumy.
Sekitar lima ribu orang melarikan diri dari Sumy pada Selasa (8/3/2022), setelah serangan udara Rusia yang mematikan, seperti yang dilaporkan CNBC TV18.
Wali Kota Enerhodar, yang baru-baru ini diserang oleh pasukan Rusia, menyambut baik pengumuman koridor kemanusiaan ke dan dari kota itu.
Enerhodar adalah tempat situs pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang dipegang oleh pasukan Rusia sejak mereka merebut fasilitas itu akhir pekan lalu.
Pertempuran sengit selama serangan PLTN Zaporizhzhia mengundang kecaman internasional dan memicu kekhawatiran akan potensi insiden nuklir.
"Insulin, beberapa obat-obatan, dan makanan akan dikirim ke Enerhodar," kata Wali Kota Enerhodar, Dmytro Orlov, Rabu (8/3/2022).
Orlov mendesak wanita dan anak-anak untuk bergabung dengan konvoi para pengungsi.
Baca juga: Rusia Kena Embargo, Tiga Negara Ini Jadi Eksportir Baru Minyak Mentah ke AS
Daftar Koridor Kemanusiaan
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan Rusia telah menyetujui gencatan senjata 12 jam di enam daerah yang paling parah terkena dampak pertempuran untuk memungkinkan warga sipil mengungsi.
Berikut adalah koridor di mana gencatan senjata telah diumumkan:
Iryna mengatakan Moskow telah setuju untuk menghormati gencatan senjata dari pukul 09.00 hingga 21.00 waktu setempat (07.00 hingga 19.00 GMT) di sekitar enam wilayah yang dilanda pertempuran hebat.
Vereshchuk mengatakan koridor evakuasi akan dibuka dari:
1. Mariupol ke Zaporizhzhia;
2. Enerhodar ke Zaporizhzhia;
3. Sumy ke Poltava;
4. Izyum ke Lozova
5. Volnovakha ke Pokrovsk di Donetsk;
6. Beberapa kota di sekitar Kyiv, yaitu Vorzel, Borodyanka, Bucha, Irpin dan Hostomel, ke ibu kota.
Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, mengatakan pasukan Moskow akan "mengamati" selama gencatan senjata.
Dua upaya gencatan senjata sebelumnya telah gagal, meskipun seperti yang telah dilaporkan, sekitar tujuh ribu orang dievakuasi dari Sumy pada Selasa (8/3/2022).
Sebelumnya, Rusia telah dituduh oleh pemerintah Ukraina karena melanggar perjanjian gencatan senjata dengan membombardir jalan yang dirancang untuk memungkinkan warga melarikan diri dari Mariupol.
Penduduk kota pelabuhan tidak hanya menjadi sasaran pemboman Rusia, namun mereka juga kekurangan panas, air, fasilitas sanitasi, dan telepon.
Presiden AS Joe Biden pada Selasa, melarang impor minyak mentah Rusia dan produk minyak tertentu, gas alam cair, dan batu bara.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri India mengatakan pada Selasa, siswa India yang terdampar di kota Sumy telah dipindahkan dan penerbangan di bawah Operasi Ganga sedang dipersiapkan untuk membawa mereka kembali ke rumah.
Baca juga: China: NATO Dorong Ketegangan Rusia-Ukraina ke Titik Puncak
Baca juga: Intel AS: Putin Tidak akan Berhenti Menyerang Meski Rusia Dilanda Kesulitan Ekonomi
Panti Asuhan di Vorzel Meminta Operasi Khusus untuk Mengungsi
Diberitakan oleh Washington Post, pihak berwenang di Moskow sebelumnya telah mengusulkan untuk mengevakuasi warga sipil ke Rusia atau sekutunya, Belarus, yang menurut Ukraina tidak dapat diterima.
Kemudian, pada Rabu (9/3/2022), kelompok separatis di Donetsk mengatakan Kyiv tidak setuju untuk mengusulkan koridor evakuasi dari Mariupol dan Volnovkha ke Rusia atau ke wilayah separatis.
Sedangkan di Vorzel, sebuah kota di luar Kyiv, 55 anak-anak dan 26 karyawan panti asuhan perlu dievakuasi dari rumah sakit bersalin dalam "operasi khusus terpisah," kata Vereshchuk.
Dia mengatakan, Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, sedang bekerja dengan presiden Komite Internasional Palang Merah, Peter Maurer, untuk "mengonfirmasi" perjanjian gencatan senjata.
Satu koridor kemanusiaan, dari Sumy di timur laut Ukraina, berhasil dibuka pada Selasa (8/3/2022) pagi dan sekitar lima ribu orang dapat pergi, dengan sebagian besar menuju ke Poltava.
Gubernur Sumy, Dmytro Zhyvytsky, mengatakan di Telegram pada Rabu, warga telah mulai mengungsi dengan kendaraan mereka sendiri.
Sekitar jam 2 siang waktu setempat, akan tiba 22 bus untuk mengantar masyarakat ke Poltava dengan prioritas ibu hamil, ibu dengan anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
Vereshchuk mengatakan pada Rabu, penduduk Volnovakha telah memohon kepadanya dan meminta agar janji Federasi Rusia hari ini dipenuhi, dan orang-orang akan dapat meninggalkan tempat mereka bersembunyi dari serangan Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia VS Ukraina