Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Moderna tidak akan memberlakukan paten untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Afrika Selatan oleh Afrigen Biologics yang didukung WHO untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah AMC-92.
Dikutip Time, meskipun tidak akan memberlakukan patennya di negara-negara ini, Hoge mengatakan Moderna tidak bermaksud untuk berbagi teknologi vaksinnya dengan pusat transfer teknologi yang didukung WHO di Afrika Selatan, meskipun ada upaya lobi oleh organisasi tersebut.
Sebelumnya pada Senin (7/3/2022), perusahaan mengatakan akan mendirikan fasilitas manufaktur di Kenya, yang pertama di Afrika, untuk memproduksi vaksin mRNA, termasuk melawan COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog Puji Pemerintah Soal Penanganan Covid-19 Varian Omicron
Baca juga: Masuki Puncak Omicron, Agar Tetap Aman Ini 6 Langkah Memesan Makanan Online
Sebagai bagian dari rencana pandemi masa depan, Moderna bermaksud untuk membuat teknologinya tersedia untuk laboratorium penelitian akademis untuk menguji teori mereka sendiri tentang vaksin untuk mengatasi penyakit yang muncul dan terabaikan.
Hoge mengatakan beberapa di antaranya pada akhirnya dapat menghasilkan kemitraan dengan Moderna untuk mengatasi 15 patogen prioritas.
"Yang ingin kami pastikan terjadi adalah para ilmuwan yang memiliki ide hebat tentang bagaimana mereka dapat membuat vaksin akan dapat mengakses standar dan teknologi kami, hampir seperti mereka bekerja di Moderna," kata Hoge.
Awalnya, program ini akan dimulai dengan beberapa laboratorium akademik, tetapi Hoge mengharapkannya untuk berkembang pesat.
Dia melihat program itu sebagai cara untuk memperluas penemuan vaksin menggunakan teknologi mRNA.
"Kami ingin memastikan bahwa kami mengizinkan orang lain untuk menjelajahi ruang yang sejujurnya tidak dapat kami capai," katanya.
Berita lain terkait dengan Vaksin Moderna
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)