News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Izinkan 16.000 Sukarelawan Timur Tengah Ikut Perang di Ukraina

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. - Presiden Rusia akan mendatangkan ribuan pejuang dari Timur Tengah untuk berperang melawan Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Jumat (11/3/2022) telah memberi lampu hijau untuk mendatangkan ribuan pejuang dari Timur Tengah untuk berperang melawan Ukraina.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan ada sebanyak 16.000 sukarelawan di Timur Tengah.

Sukarelawan Timur Tengah siap datang untuk berperang dengan pasukan dukungan Rusia di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.

"Jika Anda mengetahui bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin, seperti dikutip dari CNA.

Shoigu juga mengusulkan agar rudal Javelin dan Stinger buatan Barat yang ditangkap tentara Rusia di Ukraina harus diserahkan kepada pasukan Donbass.

Baca juga: Menhan Ukraina: Pasukan Rusia Lebih Banyak Bunuh Warga Sipil Dibanding Tentara

Baca juga: Rusia Serang Mariupol Setiap 30 Menit, Warga Kesulitan Dapat Makanan hingga Obat-obatan

“Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia, tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer republik rakyat Lugansk dan Donetsk,” kata Putin.

"Tolong lakukan ini," katanya kepada Shoigu.

Sebagai informasi, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari segera setelah Putin mengakui wilayah yang memisahkan diri yakni Lugansk dan Donetsk sebagai negara merdeka.

Tindakan Putin tersebut menerima kecaman secara internasional.

Sementara itu, Rusia mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina adalah tanggapan paksa terhadap apa yang disebutnya genosida oleh Ukraina terhadap penutur bahasa Rusia di timur negara itu, sebuah dalih yang ditolak oleh Kyiv dan Barat sebagai propaganda perang tak berdasar.

Shoigu mengatakan militer Rusia berencana untuk memperkuat perbatasan Baratnya setelah apa yang dia katakan adalah peningkatan unit militer Barat di perbatasan Rusia.

Serangan di Dnipro

Masih dikutio dari CNA, Rusia telah menyerang kota Dnipro di Ukraina tengah pada Jumat (11/3/2022), ketika pasukan Moskow mendekati Kyiv, di mana para pejabat mengatakan ibu kota sedang diubah menjadi "benteng".

Ratusan ribu warga sipil masih terjebak dan berada di bawah tembakan di kota-kota Ukraina, termasuk Mariupol yang terkepung, setelah pembicaraan pertama antara Moskow dan diplomat tinggi Kiev berakhir Kamis tanpa kemajuan.

Rekaman drone menunjukkan penyergapan Ukraina terhadap tank Rusia di luar Brovary, pinggiran timu Ibu Kota Kyiv. (YT The Guardian)

Pada Jumat dini hari, pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan apa yang tampaknya merupakan serangan langsung pertama di Dnipro, menewaskan satu orang, kata layanan darurat.

Tiga serangan udara menghantam taman kanak-kanak, gedung apartemen dan pabrik sepatu, kata pernyataan layanan darurat.

Di tempat lain, militer Ukraina memperingatkan musuh berusaha untuk menghilangkan pertahanan pasukan Ukraina di sekitar wilayah di barat dan barat laut ibukota untuk memblokir Kyiv.

"Kami tidak bisa mengesampingkan pergerakan musuh ke timur menuju Brovary," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Putin Pede Mampu Atasi Sanksi Barat dan Meyakini Kedaulatan Rusia Bakal Meningkat

Baca juga: Vladimir Putin Larang Ekspor 200 Produk Rusia hingga 31 Desember 2022, Ini Daftarnya

Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan setengah dari penduduk kota telah melarikan diri dan ibu kota "telah diubah menjadi benteng".

"Setiap jalan, setiap bangunan, setiap pos pemeriksaan telah dibentengi."

Pasukan Rusia saat ini mengepung setidaknya empat kota besar Ukraina dan kendaraan lapis baja telah meluncur ke tepi timur laut Kyiv, di mana pinggiran kota termasuk Irpin dan Bucha telah mengalami hari-hari pemboman berat.

Tentara Ukraina di sana menggambarkan pertempuran sengit untuk menguasai jalan raya utama yang menuju ke ibukota, dan wartawan AFP melihat serangan rudal di Velyka Dymerka tepat di luar batas kota Kyiv.

"Ini menakutkan, tapi apa yang bisa kamu lakukan?" kata Vasyl Popov, seorang salesman periklanan berusia 38 tahun.

"Tidak ada tempat untuk benar-benar lari atau bersembunyi. Kami tinggal di sini."

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan dalam pembaruan intelijen bahwa "pasukan Rusia meningkatkan jumlah pasukan yang dikerahkan untuk mengepung kota-kota utama".

"Ini akan mengurangi jumlah pasukan yang tersedia untuk melanjutkan kemajuan mereka dan selanjutnya akan memperlambat kemajuan Rusia," sebuah pernyataan yang di-tweet oleh kementerian itu.

(Tribunnews.com/Yurika)

Konflik Rusia Vs Ukraina lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini