Lavrov juga menyebut bahwa Pentagon telah mengoperasikan laboratorium biologi di Ukraina.
Tuduhan ini kemudian dibantah oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.
Menurutnya, isu bahwa AS memiliki laboratorium di Ukraina tidak masuk akal.
"Kami mencatat klaim palsu Rusia tentang dugaan laboratorium senjata biologis AS dan pengembangan senjata kimia di Ukraina. Kami juga melihat pejabat China menggemakan teori konspirasi ini," katanya dalam sebuah tweet.
Sementara itu, Kuleba menilai Lavrov tidak berkomitmen dalam koridor kemanusiaan untuk Mariupol atau untuk gencatan senjata sementara.
Meskipun demikian, Ukraina tetap terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut.
Pembicaraan antara Menlu Ukraina dan Rusia digelar di Turki.
Mengutip Newsweek, Kuleba menilai, pembicaraannya dengan Lavrov terbilang sulit.
Namun Ukraina tak akan menyerah begitu saja kepada Rusia.
"Saya ingin mengulangi bahwa Ukraina belum menyerah, tidak menyerah, dan tidak akan menyerah," katanya.
Invasi Rusia terhadap Ukraina kini telah memasuki minggu kedua.
Amerika Serikat dan sekutunya terus memberlakukan sanksi terhadap Rusia.
(Tribunnews.com/Miftah)