TRIBUNNEWS.COM - Ukraina dan Rusia menyusun rencana netralitas 15 poin untuk mengakhiri perang
Ukraina dan Rusia telah membuat kemajuan yang signifikan pada rencana perdamaian 15 poin tentatif termasuk gencatan senjata dan penarikan Rusia jika Kyiv menyatakan netralitas dan menerima batasan pada angkatan bersenjatanya.
Selain itu, Ukraina harus melepaskan tawarannya untuk bergabung dengan NATO, sesuatu yang telah diisyaratkan oleh Zelensky, dikutip dari Irish Times.
Mereka juga harus berjanji untuk tidak mengizinkan pangkalan militer atau persenjataan asing masuk ke negara itu dengan imbalan perlindungan dari sekutu seperti AS, Inggris, dan Turki.
Sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu (16/3/2022), netralitas untuk Ukraina berdasarkan status Austria atau Swedia adalah suatu kemungkinan.
"Opsi ini benar-benar sedang dibahas sekarang, dan merupakan salah satu yang bisa dianggap netral," kata Peskov.
Baca juga: YLKI: Perang Rusia-Ukraina Bakal Picu Kenaikan Harga Mie Instan hingga Roti
Dikutip dari Sky News, Kepala perunding Rusia, Vladimir Medinsky, mengatakan kedua pihak sedang mendiskusikan kemungkinan ide kompromi untuk Ukraina masa depan dengan militer non-blok yang lebih kecil.
Bahkan jika Ukraina tidak bergabung dengan NATO, blok tersebut telah memutuskan untuk memperkuat pertahanannya.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan, "Kita perlu mengatur ulang postur militer kita untuk kenyataan baru ini.
"Para menteri akan memulai diskusi penting tentang langkah-langkah konkret untuk memperkuat keamanan kami untuk jangka panjang, di semua domain."
Baca juga: Pengadilan Tinggi PBB Minta Rusia Hentikan Invasi di Ukraina
Moskow Meminta Jaminan Keamanan dan Netralitas Kyiv
Sebelumnya Zelenskyy menghadap Kongres AS melalui video dan menyerukan Pearl Harbor dan 9/11, memohon kepada Amerika untuk lebih banyak senjata dan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia, dengan mengatakan membutuhkan bantuan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan operasi di Ukraina berhasil, sesuai dengan rencana yang telah disetujui sebelumnya.
Namun, Putin menambahkan, "Kami siap untuk melakukan pembicaraan."