Namun, empat jenderal besar telah kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran, dengan setidaknya belasan komandan tewas dalam pertarungan.
Evelyn Farkas, pejabat tinggi Pentagon untuk Rusia dan Ukraina selama kepresidenan Obama mengatakan:
"Kekalahan seperti ini mempengaruhi moral dan kohesi unit, terutama karena tentara ini tidak mengerti mengapa mereka berperang."
"Kesadaran situasional mereka secara keseluruhan menurun."
"Seseorang harus mengemudi, seseorang harus menembak."
Pentagon Sebut Vladimir Putin Kerahkan 75% Militernya dalam Invasi Ukraina
Sebagian besar serangan militer Rusia di Ukraina dapat dihentikan oleh pertahanan Ukraina, tetapi militer Rusia terus menembakkan puluhan rudal dan roket ke sasaran sipil dan militer setiap hari, kata seorang pejabat senior pertahanan AS pada briefing di Brussels, Rabu (16/3/2022).
Dilansir The Week, AS memperkirakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki sekitar 75 persen dari total militernya untuk berkomitmen dalam perang di Ukraina.
Seorang pejabat kemudian mengklarifikasi bahwa angka 75 persen yang dimaksud sebagian besar mengacu pada "kelompok taktis batalyon," yang merupakan unit yang paling diandalkan Putin.
"Pada puncak perang kami di Irak dan Afghanistan, kami berkomitmen sekitar 29 persen," kata mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa Letnan Jenderal Ben Hodges dari lembaga Center for European Policy Analysis (CEPA) pada hari Selasa.
"Dan sulit untuk mempertahankan itu."
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Selasa bahwa mengingat kerugian personel Putin yang signifikan di Ukraina, Rusia mengerahkan pasukan dari jauh seperti Distrik Militer Timur, Armada Pasifik, dan Armenia.
Rusia juga semakin berusaha untuk mengeksploitasi sumber-sumber tidak resmi seperti dari swasta, perusahaan militer, Suriah dan tentara bayaran lainnya.
Hodges mengatakan bahwa Pentagon melihat Rusia sengaja mendiskusikan kemungkinan pasukan pengganti.