News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ekonom AS Anggap Strategi Presiden Putin Gunakan Rubel Bisa Hancurkan Eropa

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Ramil SITDIKOV/POOL/AFP) *** Local Caption *** Vladimir Putin Menghadiri Perayaan 8 Tahun Rusia Merebut Krimea

Dmitry Peskov menambahkan, selama empat hari mendatang, perusahaan energi Rusia Gazprom diharapkan mengembangkan "sistem yang transparan dan dapat dipahami" baik dari segi teknis maupun logistik.

Setelah sistem dibuat, Gazprom akan memberi tahu pelanggannya tentang aturan baru, kata Peskov, seraya menambahkan Rusia tidak akan menyediakan energi secara gratis kepada negara-negara yang tidak bersahabat yang menolak membayar dalam rubel.

Pada hari yang sama Menteri Energi Jerman Robert Habeck mengatakan negara-negara G7 menolak permintaan Rusia mengenai pembayaran rubel untuk sumber daya energy.

Ia mengklaim G7 siap untuk "semua skenario" termasuk Moskow menangguhkan pasokan gas.

Portal berita dan isu militer Southfront.org, menyebut histeria para pemimpin barat atas transisi Rusia ke pembayaran rubel menunjukkan kepemimpinan barat masih tak dapat menerima kenyataan baru.

Hari ini, suara Washington, London, dan Brussel hanya dianggap sebagai cuitan yang mengganggu oleh Rusia, serta oleh sejumlah pusat politik dunia.

Awalnya, alasan seluruh konflik di Ukraina adalah upaya barat memecahkan masalah ekonominya dengan mengorbankan sumber daya Rusia.

Tapi ekonomi negara-negara barat perlahan tapi pasti bergerak menuju kehancuran. Salah satu dari sedikit jalan keluar adalah mendapatkan akses ke energi murah, sumber daya alam, dan bahan makanan dalam jumlah besar.

Ini hanya dapat dicapai dengan memecah belah Rusia menjadi beberapa bagian kecil yang berada dalam keadaan konflik permanen di bawah kendali barat.

Barat tanpa perhitungan masuk akal telah menghancurkan hampir semua sarana interaksi, dan terus menekan Moskow.

Dinamika perkembangan proses geopolitik dan geo-ekonomi kemungkinan besar akan mengarah pada konflik militer pan-Eropa di masa mendatang.

Dalam kasus terburuk mereka dapat menyebabkan perang nuklir global, jika terjadi kebuntuan yang bisa menghancurkan Eropa dan AS.(Tribunnews.com/Sputniknews/Southfront/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini