Kuleba kemudian menambahkan, masalah mengadakan referendum tidak akan dibahas dalam pembicaraan di Turki pada Selasa ini, karena itu adalah urusan internal Ukraina.
"Presiden Ukraina selalu fokus pada posisi rakyat, posisi orang Ukraina. Kita telah menempuh perjalanan panjang di bulan persatuan nasional ini. Saya mengesampingkan situasi saat pemerintah akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan rakyat," papar Kuleba.
Perlu diketahui, pembicaraan Istanbul antara delegasi Ukraina dan Federasi Rusia dimulai pada Selasa waktu setempat, tepatnya pada pukul 10.00 pagi.
Sebelumnya, pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, ia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Setelah dimulainya invasi, pasukan Rusia telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama.
Selain itu, secara besar-besaran juga menyerang daerah pemukiman di kota-kota dan desa-desa Ukraina menggunakan artileri, roket, dan rudal balistik.
Darurat militer pun diberlakukan di Ukraina, bahkan mobilisasi umum turut diumumkan.