News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Graham Phillips, YouTuber asal Inggris Pro-Rusia yang Dituduh Lakukan Kejahatan Perang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Graham Phillips. Seorang YouTuber bernama Graham Phillips dituduh berpotensi melakukan kejahatan perang oleh parlemen Inggris.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang YouTuber bernama Graham Phillips dituduh berpotensi melakukan kejahatan perang oleh parlemen Inggris.

Phillips adalah pria kelahiran Inggris yang pindah ke Ukraina satu dekade lalu dan menjadi pro-Rusia.

Dilansir The Guardian, ketika Graham Phillips pertama kali pindah dari London ke Ukraina, pegawai negeri kelahiran Nottingham itu membuat blog pribadi yang berisi ulasan tentang rumah bordil dengan pengamatan tentang kehidupan sehari-hari di Kyiv.

Kini, YouTuber pro-Kremlin itu mendapati dirinya dituduh di parlemen atas potensi kejahatan perang setelah mewawancarai sesama warga Inggris yang ditangkap oleh tentara Rusia.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia prihatin dengan "pesan propaganda" Phillips yang menampilkan Aiden Aslin.

Baca juga: Dua Tentara Inggris Tawanan Rusia Memohon Ditukar dengan Sekutu Putin yang Ditahan Ukraina

Baca juga: Kelompok Neo Nazi Ukraina Batalyon Azov di Mariupol Tolak Menyerah ke Rusia

Graham Phillips (kanan) mewawancarai Aiden Aslin (Screenshot YouTube Graham Phillips)

Aiden Aslin adalah seorang warga negara Inggris yang menghabiskan empat tahun terakhir di Ukraina dan bertugas di angkatan bersenjata negara itu.

Aslin baru-baru ini ditahan pasukan Rusia.

Anggota parlemen lokal Aslin Robert Jenrick menyebut Aslin diborgol, terluka secara fisik dan diwawancarai di bawah tekanan untuk tujuan propaganda.

Jenrick mengatakan hal itu adalah pelanggaran konvensi Jenewa tentang perlakuan terhadap tawanan perang dan bahwa sang pewawancara, Graham Phillips, berada dalam bahaya penuntutan atas kejahatan perang.

Baik Aslin dan Phillips sama-sama berasal dari Nottinghamshire.

Aslin yang berusia 28 tahun berasal dari kota Newark-on-Trent, sangat dekat dari kota asal Phillips.

Namun justru konflik lah yang mempertemukan mereka, meski mereka berada di pihak yang berbeda.

Ketika Aslin pindah ke Ukraina, bertemu dengan seorang wanita lokal dan bergabung dengan angkatan bersenjata negara itu, Phillips mengambil jalan yang sangat berbeda.

Phillips telah lama menjadi sosok favorit bagi pemerintah separatis Ukrana pro-Rusia di wilayah Donbas.

Ia juga telah menerima penghargaan dari negara Rusia atas pelaporannya, di mana ia menyebut bahwa Ukraina dijalankan oleh Nazi dan pembantaian Ukraina di Bucha hanyalah settingan.

Phillips bersikeras bahwa pekerjaannya didanai sendiri.

Ia secara teratur meminta donasi dari 264.000 pelanggan YouTube-nya.

Tetapi dia juga mendapatkan uang dari iklan YouTube yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan besar barat.

Pada Rabu (20/4/2022) pagi, orang-orang yang mencoba menonton wawancara Phillips dengan Aslin, yang berpotensi melanggar konvensi Jenewa, disambut dengan iklan berbayar.

Muncul iklan yang menampilkan Piers Morgan berbicara tentang acaranya di saluran TalkTV dan promosi untuk yoghurt Müller.

YouTube sejauh ini menolak untuk menghapus video Phillips, meskipun ada seruan dari politisi untuk menghapus saluran tersebut.

Perjalanannya dari orang Inggris biasa menjadi sosok penting di luar negeri tidaklah umum terjadi.

Menurut wawancara tahun 2014 dengan BuzzFeed News, Phillips pertama kali datang ke Ukraina saat bepergian sebagai penggemar tandang ke pertandingan sepak bola Inggris.

Pada usia 30 tahun, dia berhenti dari pekerjaannya di Kantor Pusat Informasi pemerintah dan pindah Ukraina di mana ia alih profesi menjadi jurnalis.

Ketika Rusia menginvasi Krimea pada tahun 2014, Phillips tertarik dengan kelompok separatis pro-Moskow di timur negara itu.

Klip rekaman dirinya yang produktif di YouTube adalah hal yang relatif baru pada saat itu dan menyenangkan bagi Rusia.

Saluran berita RT yang didukung Kremlin menganggap Phillips sebagai jurnalis lepas, meskipun ia tidak pernah mendapatkan pekerjaan penuh waktu dengan outlet tersebut.

Media Rusia RT mewawancarai Graham Phillips (Screenshot YouTube Graham Phillips)

Penahanannya oleh pemerintah Ukraina di pinggiran Mariupol membuatnya terkenal.

Tetapi ia segera menghilang dari mata publik karena minat barat dalam konflik tersebut surut.

Unggahannya menjadi jarang, sering berfokus pada kunjungan ke Krimea, dan dia hanya mendapat beberapa ribu views.

Satu klip memperlihatkan dia membual tentang menjadi satu-satunya jurnalis barat yang menghadiri tur "armada Laut Hitam legendaris" Rusia dan naik perahu kecil untuk melihat kekuatan kapal utama Moskva.

Kapal induk itu kini telah tenggelam, tampaknya terkena rudal Ukraina.

Selama pandemi, Phillips berada di Inggris, merekam dirinya sendiri di protes anti-Black Lives Matter di pusat kota London.

Pada Februari, dia mengunggah video di pusat kota London di seberang Gedung Parlemen.

Tingkat perancah di Menara Elizabeth menunjukkan bahwa video itu direkam pada waktu yang sama, yang berarti dia berada di Inggris ketika invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Ia kemudian berhasil kembali ke wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, meskipun hanya beberapa maskapai yang terbang ke wilayah tersebut.

Ia menjadi salah satu dari sedikit orang barat yang merekam video dari wilayah pendudukan bersama pasukan Rusia.

Namun, bagaimana dia akhirnya berada di sebuah ruangan untuk mewawancarai Aslin hingga kini masih belum jelas.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini