Pasukan Rusia menyerang kompleks Azovstal dengan serangan udara dan mencoba menyerbunya, kata penasihat presiden, Oleksiy Arestovych.
Pertempuran terbesar dalam konflik telah berkecamuk selama berminggu-minggu ketika Rusia berusaha untuk merebut sebuah kota yang dianggap penting dalam upayanya untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada 2014 silam.
Dua rudal menghantam fasilitas militer dan dua bangunan tempat tinggal di kota pelabuhan Laut Hitam Odessa, dan dua lainnya hancur, kata komando udara selatan angkatan bersenjata Ukraina.
Pembantu presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan lima orang tewas dan 18 luka-luka.
Jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen.
“Satu-satunya tujuan serangan rudal Rusia di Odesa adalah teror,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba di Twitter, dikutip dari CNA.
Seorang jenderal Rusia, Rustam Minnekayev, mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow ingin menguasai seluruh Ukraina selatan, bukan hanya Donbas.
Ukraina mengatakan komentar itu mengindikasikan Rusia memiliki tujuan yang lebih luas daripada tujuan yang dinyatakan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.
Baca juga: Turki Tutup Wilayah Udara bagi Pesawat Rusia yang Terbang ke Suriah
Baca juga: Politikus Rusia Vladimir Kara-Murza Dipenjara karena Sebarkan Berita Hoaks dan Kecam Perang Ukraina
Kyiv dan Barat menyebut invasi tersebut sebagai perang agresi yang tidak dapat dibenarkan.
Pasukan Rusia telah mengepung dan membombardir Mariupol sejak hari-hari awal perang, meninggalkan sebuah kota yang biasanya menjadi rumah bagi lebih dari 400.000 orang dalam reruntuhan.
Upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil gagal pada Sabtu, kata seorang pembantu wali kota Mariupol.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia vs Ukraina