“Saya mengunjungi banyak kamar mayat,” kata Kostyuchenko seraya mengimbuhkan, “Di kamar mayat, kau bisa mendapat informasi objektif tentang perang."
"Saat saya mendatangi kamar mayat di Mykolaiv, saya melihat tumpukan mayat. Saat saya membuka pintu ke ruangan lainnya, ada lebih banyak mayat, termasuk anak-anak. Di gudang di luar, ada mayat-mayat juga. Dan sejumlah mayat juga bergelimpangan di halaman,” paparnya.
Oksana Baulina, 42 tahun, seorang jurnalis Rusia dari The Insider, tewas bulan lalu akibat serangan Rusia saat bertugas merekam kehancuran di distrik Podil di Kiev.
Ia satu dari setidaknya 20 jurnalis yang tewas dalam perang, menurut pejabat Ukraina.
Lebih dari sebulan berada di Ukraina, Yapparova menggambarkan perasaannya dengan istilah ‘campuran kelelahan fisik, emosional dan mental’.
Namun, ia tak punya rencana meninggalkan negara itu.
“Bersamaan dengan perang terhadap Ukraina, perang terhadap pers independen (di Rusia) juga tengah berlangsung. Dan saya tak tahu bagaimana semua ini akan berakhir. Tetapi saya tak siap untuk mengubur pers independen di Rusia. Saya tak akan melakukannya,” katanya.
Sumber: The Moscow Times/Kompas.TV