Tentara Prancis segera bereaksi terhadap perkembangan tersebut dengan menyebut insiden itu sebagai bagian dari “perang informasi”.
Mereka menyalahkan Grup Wagner, organisasi paramiliter swasta Rusia yang ditempatkan di seluruh dunia, termasuk Mali dan negara-negara Afrika lainnya.
Militer Prancis juga mengklaim mereka memiliki rekaman drone yang diduga menunjukkan personel paramiliter Grup Wagner mengubur mayat di dekat pangkalan setelah penarikan pasukan Prancis.
“Informasi yang sangat tepat membuat kami mengatakan bahwa ini adalah orang-orang Wagner. Kami tidak ragu,” kata Angkatan Darat Prancis kepada Le Monde.
Namun, surat kabar itu mengatakan kualitas video “tidak memungkinkan untuk menentukan warna kulit orang-orang di sekitar mayat-mayat itu.”
Mereka membatasi diri untuk mengatakan seragam militer mereka tidak cocok dengan seragam Angkatan Darat Mali.
Hubungan Paris dan Bamako memburuk setelah Mali mengalami dua kudeta dalam kurun waktu dua tahun, dan junta militer yang berkuasa menolak untuk mengadakan pemilihan umum pada Februari.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)