News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Media Jerman Hapus Video Testimoni Warga Mariupol yang Sudutkan Ukraina

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Media besar Jerman yang punya pengaruh kuat, Der Spiegel, menghapus video testimoni pengungsi dari komplek pabrik baja Azovstal yang mengecam Ukraina

Pengelola portal media besar itu menuliskan ada “ketidaksesuaian konten”, sebagai alasan menghapus video warga sipil yang keluar dari kubu militan neo-Nazi Azov itu.

Berita ini dipublikasikan portal Russia Today, Sabtu (7/5/2022). Wanita dalam video itu mengungkapkan keluarganya pada dasarnya dibohongi, disandera, dan jadi tameng hidup militan Ukraina.

Outlet Jerman lainnya, Junge Welt, melihat konten itu dihapus Kamis (5/5/2022) malam. Menurut JW, Der Spiegel menerbitkan video tiga menit itu pada Senin.

Ini menampilkan Natalia Usmanova, yang telah bekerja di Azovstal sebelum konflik dan berlindung di sana bersama suami dan anak-anaknya.

Dalam rekaman itu, Usmanova mengatakan kepada wartawan, gerilyawan Azov menahan mereka di bunker selama dua bulan.

Baca juga: Propaganda Ukraina dan Nasib Warga Sipil di Komplek Pabrik Baja Azovstal

Baca juga: Dibantu Rusia Lusinan Warga Sipil Loloskan Diri dari Azovstal yang Terkepung

Baca juga: Ini Sikap dan Pujian Presiden Ukraina Volodymir Zelensky ke Batalyon Neo Nazi Azov

Mereka  pun tidak mengizinkan keluarganya pergi menggunakan koridor kemanusiaan yang dibuka pasukan Rusia yang mengepung Azovstal.

"Mereka bersembunyi di balik fakta mereka seharusnya mengkhawatirkan keselamatan kita," kata Usmanova, menurut terjemahan bahasa Jerman.

Ia menambahkan keluarganya berulang kali diteriaki "Kembali ke bunker!" “Ukraina telah mati untuk saya sebagai sebuah negara,” kata Usmanova di akhir kesaksiannya.

Video Diperoleh dari Kantor Berita Reuters

Der Spiegel mengatakan telah memperoleh video dari Reuters, dan untuk sementara dihapus "karena perbedaan konten yang kemudian ditemukan."

Diminta untuk merinci dugaan perbedaan oleh RIA Novosti, Der Spiegel mengatakan mereka masih dalam proses mengklarifikasi masalah ini.

Video yang diterbitkan kantor berita Reuters hanya berdurasi satu menit, dan Usmanova berbicara tentang intensitas tembakan artileri dan kehidupan yang sulit di dalam bunker.

Kedua video tersebut berasal dari wawancara yang sama dengan beberapa media – termasuk RIA Novosti, yang telah mengkonfirmasi keaslian pernyataan Usmanova dari klip Spiegel yang sekarang telah dihapus.

Alih-alih video, majalah Jerman sekarang menampilkan foto Usmanova di dalam bus bersama warga sipil lainnya, yang diambil oleh fotografer RIA Novosti pada 1 Mei.

Kesaksian Usmanova secara langsung bertentangan dengan klaim militan Azov dan pemerintah di Kiev, Rusia mencegah evakuasi warga sipil dari kompleks Azovstal.

Moskow telah berulang kali membuka koridor kemanusiaan dari daerah tersebut.

PBB mengumumkan bahwa 500 warga sipil lainnya telah dievakuasi dari pabrik pada malam hari antara Kamis dan Jumat.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.

Resimen Azov Unjuk kekuatan di Kota Kharkiv, 11 Maret 2022. (AFP/Getty/CBS News)

Media Barat Tutupi Kiprah Neo-Nazi Ukraina

Seorang blogger dan jurnalis asal Serbia, Nebojsa Malic, membeberkan bagaimana media-media besar barat di AS dan Eropa, berusaha menutupi sepak terjang Batalyon Azov Neo Nazi di Ukraina.

Malic secara teratur menulis kolom untuk situas Antiwar.com dari 2000 hingga 2015, dan sekarang menjadi penulis senior di portal media Russia Today. Ulasan terbarunya dipublikasikan Russia Today awal bulan ini.  

Berbagai pernyataan terkini Malic bisa diikuti di channel Telegram @TheNebulator dan di Twitter @NebojsaMalic.

Berikut ini artikel Malic yang menguak bagaimana media barat memandang Ukraina, secara khusus terkait kehadiran kelompok ultranasionalis Neo Nazi Azov.   

Ia menganalisis pemberitaan sejumlah media besar barat sepanjang pekan terakhir Maret 2022. Media besar di Inggris dan AS memuat cerita-cerita tentang 'Batalyon Azov' Ukraina.

Isinya berusaha menutupi hampir satu dekade pelaporan sebelumnya yang secara jelas mengidentifikasi kemunculan resimen garis keras yang menunjukkan pengaruh kuat cara kerja unit Nazi Jerman itu.

Menurut Malic, ulasan media-media besar barat itu menggunakan narasumber yang sama, memutar-mutar kisah secara bertele-tele, menunjukkan upaya bersama mengemas Azov sebagai kelompok heroik pembela Ukraina melawan ‘fasisme’ Rusia.

Propaganda terakhir Azov sebelum Rusia menggelar operasi militer ke Ukraina adalah foto yang banyak dipublikasikan saat itu.

Seorang nenek Ukraina dilatih menggunakan senapan otomatis AK-47. Adegan itu dipakai untuk kampanye perlawanan jika pecah serangan Rusia.

Laporan Video 10 Menit BBC

Ulasan pertama Malic difokuskan pada reportase video 10 menit saluran BBC Inggris tayang 27 Maret. Pembawa acara Ros Atkins berusaha menghilangkan prasangka "ketidakbenaran" Rusia tentang Nazi di Ukraina.

Ia menarasikan pertanyaan bagaimana Ukraina bisa "disandera" Nazi ketika presidennya, Volodymyr Zelensky, adalah Yahudi. Atkins juga menunjuk 73 persen suara dukungan dari pemilih untuk Zelensky.

Karena itu ia mengutip pernyataan, tidak ada kelompok sayap kanan yang memiliki kekuatan politik formal di Ukraina. Kata “formal" ini menurut Malic memiliki banyak makna untuk menghapuskan posisi Azov dari politik formal.

Atkins juga menata nada ceritanya di artikel-artikel berikutnya yang ia tulis. Dua hari kemudian, pada 29 Maret, Financial Times memuat cerita yang menggambarkan Azov sebagai "kunci upaya perlawanan nasional."

Meskipun mengakui Azov diciptakan pada 2014 “oleh sukarelawan dengan kecenderungan politik nasionalis dan sering kali sayap kanan,” FT mengabaikan koneksi Nazi-nya.

Dengan demikian, simbol Nazi yang digunakan unit itu sekarang digambarkan sebagai "simbol pagan menurut beberapa anggota batalion". Apakah betul lambing Batalyon Azov itu symbol paganisme.

Faktanya, lambang "Matahari Hitam" atau juga dikenal sebagai Sonnenrad, berasal dari mosaik era 1930an yang desainnya digunakan Kepala SS Nazi Heinrich Himmler.

Simbol Wolfsangel, lambang sejarah Jerman, bukan Ukraina, di masa lalu digunakan beberapa resimen Wehrmacht dan SS , serta Nazi Belanda, selama Perang Dunia II.

Lebih penting lagi, simbol itu dipilih pendiri Azov, Andriy Biletsky, seorang aktivis supremasi kulit putih yang terkenal jahat, seperti yang dia sendiri katakan kepada media lain pada 2014.

Financial Times di ulasan lain menggambarkan Stepan Bandera, tokoh sejarah Ukraina yang kolaborator Nazi Jerman, adalah tokoh inspirator Azov. Bandera muncul di banyak narasi propaganda mereka menggelorakan nasionalisme Ukraina.

Bandera di masa lalu disebut turut mengawasi pembunuhan massal orang Polandia dan Rusia. Kini, sejumlah media barat menggambarkan Bandera adalah seorang pemimpin nasionalis yang menentang Nazi dan Soviet yang ingin mencegah kemerdekaan Ukraina.

Versi CNN Puji Kekuatan Tempur Azov 

Pada hari yang sama, 29 Maret, CNN menayangkan versi cerita mereka sendiri tentang Zelensky yang seorang Yahudi.

CNN menarasikan, Azov memiliki sejarah kecenderungan neo-Nazi, yang belum sepenuhnya padam saat integrasinya ke dalam militer Ukraina. Lantas CNN memuji Batalyon Azov merupakan kekuatan tempur efektif.

Mereka juga menyebut Biletsky, tetapi mengatakan dia diduga berbicara tentang keinginan untuk "memimpin ras kulit putih di dunia dalam perang salib terakhir",  mengabaikan bagian pernyataannya yang mengatakan "melawan Untermenschen yang dipimpin Semit."

CNN kemudian mengutip pernyataan pemimpin Batalyon Azov yang menyangkal pernah mengatakannya. Biletsky menyangkal tidak ada hubungannya dengan kegiatan politiknya dan partai Korps Nasional”.

CNN dalam siarannya masih menggambarkan Biletsky dan kawan-kawan sebagai sayap politik Batalyon Azov.

CNN juga mengutip kutipan 2019 dari Arsen Avakov,  menteri kepolisian di pemerintahan pasca-Maidan. Avakov mengklaim tuduhan hubungan Azov dan Neo Nazi adalah upaya yang disengaja untuk mendiskreditkan Azov dan militer Ukraina.

Ini pernyataan Avakov yang dikritik kepala rabi Ukraina, Yaakov Bleich pada November 2014. Bleich mengatakan Avakov terus menunjuk orang-orang dengan reputasi dan ideologi yang dipertanyakan yang tercemar fasisme dan ekstremisme sayap kanan.

Terakhir, publikasi Times of London pada 30 Maret. Kisahnya dibuka deskripsi emosional dari pemakaman seorang tentara Azov yang tewas dalam pertempuran di luar Kiev.

Mereka juga mengabaikan ikonografi Nazi karena mungkin berakar pada "iman pagan asli" Ukraina, meskipun mereka mengakui, symbol popular Azov, Wolfsangel, juga digunakan Nazi Jerman.

“Kami adalah patriot tetapi kami bukan Nazi,” adalah kutipan yang dikaitkan dengan perwira Azov Yevgenii Vradnik. Kutipan itu dijadikan judul cerita Times of London.

Menjelang akhir, Times mengutip pernyataan seorang komandan Azov di Mariupol, yang menuduh Rusia sebagai “Nazi sejati abad ke-21.”

Times masih memasukkan sikap dan aneka pujian para anggota Azov terhadap roket anti-tank NLAW yang dikirimkan Inggris ke Ukraina.

Dari publiksi terbaru itu, Malic mengajak audiens membandingkan faktanya dengan beberapa liputan tentang Azov sebelum 2022.

Liputan Lama Majalah Time

Pada Januari 2021, majalah TIME menyebut mereka sebagai milisi yang telah “melatih dan mengilhami supremasi kulit putih dari seluruh dunia.”

“Azov lebih dari sekadar milisi. Ia memiliki partai politiknya sendiri; dua penerbit; perkemahan musim panas untuk anak-anak; dan pasukan sendiri yang dikenal sebagai milisi nasional, yang berpatroli di jalan-jalan kota Ukraina bersama polisi,” tulis TIME.

Majalah top Amerika itu mencatat Azov memiliki sayap militer dengan setidaknya dua pangkalan pelatihan dan gudang senjata yang luas, dari drone dan kendaraan lapis baja hingga artileri.

Mereka juga mengutip kata-kata Olena Semenyaka, tokoh kehumasan Azov selama tur 2019 di Cossack House.

Misi kelompok itu kata Olena Semenyaka adalah membentuk koalisi kelompok sayap kanan di seluruh dunia barat. Tujuan akhirnya mengambil alih kekuasaan di seluruh Eropa.

Sebelum peristiwa Maidan 2014, Biletsky memimpin Patriot Ukraina. Kelompok ini dikenal Neo-Nazi,  yang manifestonya mengambil narasinya langsung dari ideologi Nazi. Itu ditulis TIME di hasil liputannya.

Dalam sebuah wawancara setelah kudeta, Biletsky mengatakan kepada majalah itu, dia memilih lencana Azov.

Tidak disebutkan simbol pagan, hanya referensi ke Black Sun dan Wolfsangel yang pernah digunakan Jerman dalam Perang Dunia II.

Bahkan Bellingcat, organisasi di Inggris yang mengklaim mengumpulkan informasi intelijen dari sumber terbuka, menaruh tanda merah pada Batalyon Azov.

Di sinilah mereka pada Oktober 2019, mengeluh tentang bagaimana para militan menggertak Zelensky agar tidak mundur dari Donbass seperti yang dipersyaratkan perjanjian Minsk.

Meskipun “kelompok sayap kanan” tidak memiliki dukungan rakyat yang signifikan, dan hampir tidak ada kekuatan elektoral, seperti dinarasikan Ron Atkins dari BBC, kelompok itu sukses menempatkan dirinya di arus utama politik dan masyarakat Ukraina.

Ini bukan pertama kalinya media korporat dan pemerintah di barat meliput kelompok yang mereka sendiri sampai baru-baru ini digambarkan – dengan benar – sebagai ekstremis.

Misalnya, tahun lalu, televisi publik AS berusaha menutupi hubungan Al Qaeda dan cabangnya di Suriah, kelompok Front Al-Nusra.

Kelompok teroris bersenjata yang kemudian “ganti nama” jadi Hayat Tahrir al-Sham, disebut barat sebagai “pemberontak moderat.”(Tribunnews.com/RT/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini