Negara ini berbatasan darat dengan Korea Selatan dan China, yang sama-sama berjuang melawan wabah.
China sekarang berjuang untuk menahan gelombang Omicron dengan lockdown di kota-kota terbesarnya.
Pada hari Jumat, KCNA melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengunjungi pusat kesehatan dan "belajar tentang penyebaran Covid-19 secara nasional".
KCNA menggambarkan situasi tersebut sebagai "krisis kesehatan masyarakat langsung".
Dalam pertemuan yang menguraikan aturan Covid-19 baru pada hari Kamis, Kim Jong Un terlihat mengenakan masker di televisi untuk pertama kalinya.
Ia memerintahkan kontrol virus "darurat maksimum", yang tampaknya mencakup perintah untuk penguncian lokal dan pembatasan berkumpul di tempat kerja.
Ada kekhawatiran wabah besar dapat mempersulit pasokan penting untuk memasuki negara itu, memperburuk kekurangan pangan dan ekonomi yang goyah.
Korea Selatan mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan setelah wabah pertama diumumkan, tetapi Pyongyang belum menanggapi.
Pendapat Ahli
Jean Mackenzie, koresponden Seoul dari BBC berpendapat bahwa angka-angka yang disebutkan di atas mengindikasikan virus telah menyebar dengan cepat ke seluruh negeri, jauh melampaui ibu kota Pyongyang.
Hal itu membuat seluruh populasi 25 juta orang dalam bahaya.
Tidak ada yang divaksinasi, banyak yang kekurangan gizi, dan sistem perawatan kesehatan buruk.
Tetapi virus itu sendiri mungkin tidak memunculkan dampak terbesar.
Lockdown-lah yang justru dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi orang-orang.