Gendron membuat "ancaman umum" itu ketika dia bersekolah di Susquehanna Valley Central High School pada Juni 2021.
Menanggapi pertanyaan dari CNN Shimon Prokupecz pada konferensi pers Buffalo, Gramaglia mengatakan polisi negara waktu itu membawanya evaluasi kesehatan mental.
"Siswa itu ditahan di bawah NYS Mental Health Law pasal 9.41 dan dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi kesehatan mental," kata polisi negara bagian New York kepada CNN melalui email.
Setelah satu setengah hari, dia dibebaskan, menurut Gramaglia. Gramaglia mengatakan ancaman itu tidak bermotif rasial.
Flynn mengatakan kepada Victor Blackwell dari CNN, dia tidak dapat berbicara secara khusus tentang ancaman Juni 2021 yang dibuat Gendron.
Flynn memang mengatakan tidak ada ancaman yang ditujukan kepada siapa pun di Buffalo atau Erie County menjelang penembakan Sabtu itu.
Polisi negara bagian tidak dapat memastikan berapa lama orang tersebut berada di rumah sakit atau temuan evaluasi. Mereka juga menolak menyebutkan nama remaja 17 tahun itu, sebelum identitasnya diumumkan terbuka.
Gendron akan kembali ke pengadilan pada pagi hari 19 Mei untuk sidang pertama atas kejahatan yang dilakukannya. Dia akan tetap ditahan tanpa jaminan.
Tersangka membuat pernyataan yang sangat mengganggu yang menggambarkan motif dan keadaan pikirannya setelah penangkapannya.
Pejabat itu mengatakan pernyataan yang dibuat setelah penangkapan itu jelas dan penuh dengan kebencian terhadap komunitas kulit hitam.
Penyelidik telah menemukan informasi lain tersangka telah mempelajari serangan kebencian dan penembakan sebelumnya.
Tren Rasialisme AS Semakin Berbahaya
Media Cina, Global Times, mengulas, serangan rasial di New York ini mengungkap tren neo-Nazi dan terorisme supremasi kulit putih yang semakin serius dan berbahaya di AS.
Ini menyoroti kesulitan sosial dan ekonomi lain yang dihadapi AS, yang kemungkinan akan mendorong negara yang sudah sangat terpecah dan sarat masalah ke dalam krisis yang jauh lebih besar.
Para pengamat mencatat karena ketidakmampuannya mengatasi masalah-masalah yang mengakar itu, pemerintahan AS saat ini lebih suka melihat ke arah lain, dengan fokus pada mengumpulkan sekutu melawan Cina dan Rusia.
Di sisi lain politisi mengeksploitasi masalah sosial yang berbahaya untuk mencetak poin politik. AS juga mengkritik negara lain atas nama HAM.
Menurut Global Times, terorisme kebencian ras seperti itu akhirnya akan menjadi bumerang bagi negara AS.
Dalam pernyataannya, Presiden AS Joe Biden menyatakan simpati kepada keluarga korban dan memuji penegakan hukum yang dilakukan.
"Kejahatan kebencian bermotif rasial sangat menjijikkan di negara ini ... Setiap tindakan terorisme domestik, termasuk tindakan yang dilakukan atas nama ideologi nasionalis kulit putih yang menjijikkan, bertentangan semua yang kita perjuangkan di Amerika," kata Biden.(Tribunnews.com/CNN/NYT/Foxnews/GT/xna)