TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Situs analisis intelijen Southfront.org membuat ulasan panjang menyoal kabar penangkapan pensiunan jenderal Kanada di Mariupol.
Kabar yang diulas itu beredar dan jadi perbincangan hangat di media sosial sejak akhir April 2022. Letnan Jenderal (Purn) Trevor Cadieux disebut tokoh yang ditangkap pasukan Rusia.
Sejauh ini belum ada satupun pihak yang memberi kejelasan terkait kabar ini. Baik dari pihak Rusia, NATO maupun Kanada.
Kanada dan PM Justin Trudeu secara terbuka memberikan dukungan politik, keuangan dan senjata ke Ukraina. Mereka memasok sejumlah senjata mematikan untuk dipakai melawan Rusia.
Baca juga: Jenderal AS dan Letkol Inggris Ikut Menyerah, Komplek Azovstal Sepenuhnya Bebas
Baca juga: 78 Wanita di Antara Pejuang Azovstal Ditahan, Pemimpin Separatis pro-Rusia Sebut Ada Orang Asing
Baca juga: Petempur Ukraina di Azovstal Menyerah, Kebohongan Presiden Zelensky Terungkap
Southfront melihat ada bukti-bukti yang cukup serius untuk mendukung informasi yang beredar di dunia maya ini. Info ini menggenapi kabar tertangkapnya Jenderal Eric Olson dari AS di Azovstal.
Trevor Cadieux memiliki catatan dan reputasi sangat panjang, sebagaimana halnya Eric Olson yang disebut jenderal tempur tulen.
Cadieux lulus dari Royal Military College of Canada pada 1995 dan bergabung Divisi Strathcona Reguler dan Cadangan Kanada ke-3.
Pada 1997, ia berpartisipasi dalam operasi tempur di Bosnia. Pada 2002, ia bertugas di Kandahar. Ini wilayah terpanas di medan tempur Afghanistan karena jadi basis Taliban dan Al Qaeda.
Dia kemudian memimpin sekelompok pasukan di Yordania. Pada 2017, ia memimpin Divisi Kanada ke-3, sebagaimana karier awalnya sebagai prajurit.
Warga Ottawa Kanada melaporkan Trevor Cadier seharusnya mengambil alih komando Angkatan Darat Kanada September 2021, tetapi batal karena muncul skandal seks di sekitarnya.
Saksi Mata Dengar Ada Jenderal di Azovstal
Seorang perempuan mantan tentara Kanada menuduhnya melakukan kekerasan. Pada saat yang sama, diketahui Cadieux telah meninggalkan Kanada meskipun penyelidikan masih berlangsung.
“Media Kanada melaporkan mantan komandan Angkatan Darat Letnan Jenderal Trevor Cadieux berada di Ukraina, telah absen sejak Februari. Ada spekulasi dia mungkin ikut dikepung di Mariupol,” saluran Ukraina.ru melaporkan pada 24 April.
Trevor Cadier memang muncul di wilayah Ukraina. Ada banya jejak tentangnya di Kawasan itu, meski kemudian tiba-tiba menghilang.
Dia tidak berada di Kiev dan tidak terdaftar di antara orang yang tewas dalam pertempuran.
Dari situlah muncul keyakinan ia ikut bertahan di pabrik baja Azovstal Mariupol bersama kelompok Azov dan tentara bayaran asing.
Selain itu, berkembang informasi ada jenderal membawahi Laboratorium Biologi No 1, yang membuat uji coba senjata virus mematikan.
Konon sekarang Cadieux sudah diterbangkan ke Moskow, menunggu dia diadili atau ada proses politik di belakang layar yang mengikutinya.
Beberapa waktu lalu Rusia mengonfirmasi mereka menembak jatuh dua di antara empat helikopter Ukraina di perairan Azov.
Empat helikopter itu hendak mengevakuasi tentara bayaran asing dari Mariupol, termasuk Trevor Cadieux.
Demi Trevor, pasukan elite Ukraina berulang kali mencoba menerobos garis depan guna mencapai Mariupol.
Gelagat lain datang dari Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang mencoba bernegosiasi dengan Putin terkait keberadaan Trevor Cadieux.
Namun keduanya gagal menawar apa pun. Tak kurang Presiden Ukraina Volodymir Zelensky meminta koridor kemanusiaan di Mariupol, yang nyatanya gagal dilaksanakan dalam kontrol Ukraina.
Bekas pekerja pabrik baja Azovstal, Natalia Usmanova, yang meninggalkan bunker saat Rusia membuka koridor kemanusiaan, pernah mendengar militer Ukraina berbicara tentang seorang "jenderal di bunker" pabrik.
"Militer datang dan mengatakan mereka memiliki 'seorang jenderal, tentara bayaran asing, duduk di suatu tempat di bunker dan dia secara pribadi berhubungan dengan Zelensky,” kata Usmanova.
Pengepungan Azovstal Akhirnya Berakhir
Pada 1 Mei, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan keberhasilan tahap pertama evakuasi dari pabrik Azovstal di Mariupol terhadap 80 warga sipil yang semula jadi tameng hidup nasionalis Ukraina.
Sebelumnya pada 28 April, juru bicara Milisi Rakyat Republik Rakyat Donetsk Eduard Basurin menyatakan seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Kanada mungkin ada di Azovstal.
Pada 4 Mei 2022, dilaporkan Letjen Trevor Cadieuex ditangkap ketika mencoba melarikan diri melalui saluran pembuangan dari pabrik Azovstal.
Cadieux saat ini adalah perwira militer asing berpangkat tertinggi di antara mereka yang ditahan di Ukraina.
Sejumlah media Rusia menjulukinya “jenderal tentara bayaran." Kabar santer kehadiran perwira NATO di Azovstal dan Mariupol muncul sejak awal operasi Rusia ke Ukraina 24 Februari.
Selain Caideux, sejumlah sumber penduduk Mariupol yang dievakuasi, mendengar nama Jenderal Roger Cloutier Jr, Mayjen Paul Gray, dan Mayor Jasen Pask.
Ketiganya berasal dari militer AS. Mayor Jasen Pask terakhir menjabat Wakil Komandan Brigade Infanteri ke-53 Garda Nasional AS.
Rusia berhasil memaksa pasukan Ukraina dan kelompok bersenjata Azov menyerah tanpa syarat dari kubu Azovstal sejak 16 Mei.
Hingga Azovstal dinyatakan sepenuhnya dikuasai pasukan Rusia, tercatat ada 2.430 orang yang menyerahkan diri. Ratusan di antaranya cedera ringan hingga berat.
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, Jenderal Eric Olson, Letnan Kolonel Inggris John Bailey, dan empat instruktur dari NATO ikut dalam penyerahan diri itu.
Jika Benar Barat Takkan Mengakui
Analis politik Aleksandr Asafov mengomentari kabar penahanan para tentara bayaran asing, termasuk para perwira tinggi dan pensiunan jenderal itu.
Menurutnya, barat secara kolektif tidak diuntungkan jika mengakui ada anggota militer, terutama yang berpangkat lebih tinggi, ambil bagian dalam operasi tempur di Ukraina.
Banyak tokoh-tokoh barat, termasuk perwira militernya yang terpapar ideologi destruktif, sehingga mereka tidak mungkin ditampilkan sebagai pahlawan perdamaian.
Barat akan melakukan apa saja untuk memisahkan diri dari orang-orang seperti itu.
“Stoltenberg, Psaki, Biden, dan banyak lainnya telah mengatakan tidak ada kontingen NATO yang ada atau dapat berada di sana (Ukraina), dan mereka tidak akan pernah terlibat dalam permusuhan,” kata Asafov.
“Namun kenyataannya, itu semua dilakukan sesuai pola Suriah – ketika tidak ada militer Amerika, tetapi ada spesialis militer Amerika. Seringkali ini orang yang sama. Tidak ada militer, tetapi ada spesialis – pensiunan – yang bertindak untuk Blackwater dan beberapa kontraktor militer barat lainnya,” imbuhnya.
Hal yang sama menurut Asafov terjadi juga di Ukraina. Tidak mungkin (barat) mengakui ini militer Kanada yang aktif. Jika mengakui, berarti Kanada secara aktif terlibat dalam konflik,” lanjut Asafov.
Masalahnya akan semakin rumit jika dikaitkan kelompok bersenjata Azov, yang dilarang di Rusia. “Azov. Itu akan sulit dijelaskan, bukan kepada Anda dan saya, tetapi kepada orang Kanada,” bebernya.
“Bagaimana dia berakhir di sana? Mengapa dia ada di sana? Bagaimana dia bisa berakhir di katakombe Azovstal? Jawaban semua pertanyaan ini lebih baik disembunyikan,” kata Asafov meyakinkan.
Menurut ilmuwan politik Rusia ini, sangat sulit percaya seorang perwira tinggi militer Kanada berada di bunker pabrik baja Azovstal karena kebaikan hatinya.
“Kami tahu orang-orang di posisi yang lebih tinggi melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Tetapi mengingat semua keadaan, sulit untuk mengatakan pria ini ada di sana secara kebetulan,” ujar Asafov lagi.
Penahanan Trevor Cadieux, dan jika benar beberapa perwira barat termasuk Jenderal Eric Olson, agak terlampau dini mengingat minimnya keterangan resmi tentangnya.
Namun, seiring penahanan banyak orang dari Azovstal, serta ketiadaan bantahan di media resmi, semua seperti mengarah pada kebenaran informasi ini.(Tribunnews.com/Southfront/xna)