TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan bahwa Korea Utara dan China tidak menanggapi tawaran bantuan vaksin Covid-19 dari AS.
"Jawabannya adalah ya kami telah menawarkan vaksin, tidak hanya ke Korea Utara tetapi juga ke China," kata Biden pada konferensi pers bersama Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol di Seoul, Sabtu (21/5/2022).
"Dan kami siap untuk melakukan itu segera. Kami tidak mendapat tanggapan," tambahnya, dikutip dari The Hill.
Korea Utara, negara yang terisolasi ini, akhirnya melaporkan kasus Covid-19 setelah lebih dari dua tahun pandemi.
Baca juga: 2 Tahun Berhasil Hindari Pandemi, Korea Utara Kini Catat 2 Juta Kasus Diduga Covid-19
Baca juga: Pakar: Kim Jong Un Mungkin akan Terima Bantuan China, tapi Tidak dari AS, Korsel, atau COVAX
Hanya dalam beberapa pekan, muncul ratusan ribu kasus dan puluhan kematian terkait virus corona.
Ini membuat dunia khawatir, lantaran Korea Utara memiliki akses yang terbatas terhadap obat-obatan dari luar ditambah sistem kesehatan yang rapuh.
Dalam pernyataan bersama, Presiden Yoon dan Biden mengatakan akan bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Korut.
Walaupun, kata mereka, ada ketegangan antara Korsel dan Korut dan kekhawatiran mengenai uji coba rudal oleh Pyongyang.
Peningkatan kasus Covid-19 dialami China awal bulan ini.
Negara ini menerapkan strategi nol-Covid, meliputi lockdown ketat, dan tindakan pembatasan tegas lainnya untuk menghilangkan pandemi.
Berdasarkan catatan Worldometers pada Minggu (22/5/2022), Korea Utara memiliki total 2,6 juta kasus diduga Covid-19.
Sebanyak 67 orang meninggal dunia.
Sementara itu, China mencatat total 223.145 kasus Covid-19 dengan 169 kasus baru, 3 kematian baru, dan 729 kasus baru tanpa gejala yang dihitung terpisah.
Ingin Temui Kim Jong Un
Menurut laporan The Hill, dalam kesempatan itu Biden juga menyinggung program nuklir Pyongyang.
Presiden AS mengindikasikan bahwa ia akan mempertimbangkan untuk bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
"Itu akan tergantung pada apakah dia tulus dan apakah itu serius," jawab Biden ketika ditanya dalam kondisi apa dia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara itu.
Biden membuat komentar sebagai tanggapan atas pertanyaan pada konferensi pers, setelah pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol.
Pendahulu Biden, Donald Trump melakukan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebanyak tiga kali.
Namun pembicaraan antara pemerintahan Trump dengan Korea Utara tentang program nuklir akhirnya gagal.
Pemerintahan Biden telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Utara tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang menolak tawaran itu.
Baca juga: Menko PMK: Penanganan Covid-19 Bakal Seperti Penyakit Biasa jika Sudah Masuk Endemi
Baca juga: Keamanan Asia Jadi Fokus Kunjungan Biden di Korea Selatan dan Jepang
Pernyataan Biden muncul di tengah meningkatnya ketegangan atas program nuklir Korea Utara, yang dikenai sanksi internasional.
Pemerintahan Biden bersiap untuk kemungkinan uji coba rudal balistik atau nuklir dari Korea Utara saat Biden berada di Asia.
Korea Utara telah melakukan uji coba beberapa rudal balistik tahun ini.
Namun Pyongyang belum melakukan uji coba nuklir sejak 2017.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)