News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kissinger Ulangi Seruan 8 Tahun Lalu, Ukraina Harusnya Jadi Negara Netral

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buku Bayangan Kissinger karya Greg Grandin dengan 5 halaman isi mengenai Indonesia.

“Tetapi jika Ukraina ingin bertahan dan berkembang, itu tidak boleh menjadi pos terdepan dari salah satu pihak melawan yang lain, itu harus berfungsi sebagai jembatan di antara mereka," sambung Kissinger di artikel yang ditulisnya 2014.

Status netral, non-nuklir, non-blok Ukraina adalah salah satu tuntutan utama pihak Rusia. Pada Maret, Kiev menyatakan kesiapannya untuk menyetujui kondisi ini selama pembicaraan di Istanbul.

Tapi kemudian mengubah posisinya begitu elite negara barat, terutama Inggris dan AS mendorong Ukraina untuk melawan dan menghentikan semua negosiasi.

Kissinger dikenal karena usahanya meredakan ketegangan antara AS dan Uni Soviet, serta membuka hubungan AS dan China selama memimpin Kemenlu dan Penasihat Keamanan Nasional.

Prospek Rencana Geopolitik Rusia

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan Moskow mengharapkan peningkatan kerjasama ekonomi dengan Cina dan negara-negara di Asia karena barat menjadi lebih dictator.

Prospek geopolitik Rusia itu disampaikan Lavrov di depan para siswa Akademi Primakov, sebuah sekolah menengah elite Moskow yang dinamai salah satu pendahulunya, Senin (23/5/2022).

Lavrov menegaskan kembali tentang masa depan dan rencana ekonomi dan politik Moskow dan hubungannya dengan barat

Rusia bermaksud membangun lebih intens lagi hubungan dengan negara-negara merdeka dan akan memutuskan bagaimana berurusan dengan barat jika ketika itu masuk akal.

“Sekarang barat semakin mengambil posisi diktator, hubungan ekonomi kami dengan China akan tumbuh lebih cepat lagi,” kata Lavrov dikutip Russia Today, Selasa (24/5/2022) WIB.  

“Selain meningkatkan pendapatan negara, (situasi) ini akan memberi kami kesempatan mengimplementasikan rencana pengembangan Timur Jauh dan Siberia Timur,” tambahnya.

“Mayoritas proyek dengan China terkonsentrasi di sana. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menyadari potensi kita di bidang teknologi tinggi, termasuk energi nuklir, dan sejumlah bidang lainnya,” imbuh diplomat senior ini.

Barat Tak Peduli Krisis Donbass

Pernyataan Lavrov itu merespon program “100 Pertanyaan untuk Pemimpin”, program acara Akademi Moskow.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini