News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Paksa Rusia Gagal Bayar Utang, Medvedev: Kami Mampu Bayar Pakai Mata Uang Apa Saja

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev

Barat menurutnya memang memberikan sanksi kepada negara itu dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, menargetkan cadangan devisanya secara khusus.

Sanksi itu segera membuat warga Rusia bergegas ke bank untuk menarik uang tunai. Dengan demikian, sistem keuangan tampaknya sedang menuju keruntuhannya.

Impor Rusia turun, seperti yang diharapkan, karena gangguan logistik dan juga karena ketidakpastian peraturan yang muncul sebagai akibat dari sanksi baru dan ketidakjelasan relatifnya.

Misalnya, Wakil Menteri Perdagangan Kazakhstan, Kairat Torebayev, mengeluh tidak ada yang bisa memberitahu apakah Kazakhstan dapat menjual yogurt ke Rusia.

Selain itu, sanksi dan pengusiran beberapa pemberi pinjaman Rusia dari jaringan SWIFT mempersulit perusahaan di Rusia untuk membeli barang dari barat.

Reli Rubel Masih Berlanjut

Awalnya, rubel terdepresiasi secara dramatis dan ada pembicaraan tentang default yang tak terhindarkan pada utang Rusia.

Dengan aset-asetnya yang dibekukan, dan sanksi-sanksi yang mencegah Bank Sentralnya menggunakan sekitar setengah dari $640 miliar cadangan devisanya.

Inflasi meningkat dan terjadi pelarian modal dari Rusia.semua menunjukkan gambaran yang tidak baik bagi ekonomi Rusia.

Namun, pada akhir Maret, mata uang Rubel mulai pulih. Pada pertengahan April, nilainya telah mencapai 1 RUB = 0,013 USD, yang merupakan nilai sebelum operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Pada 26 April, rubel mencapai level tertinggi lebih dari dua tahun (diperdagangkan di 76,90 versus euro) sebelum stabil di dekat 77.

Pada 5 Mei, dilaporkan rubel sempat mencapai level tertingginya (terhadap dolar AS), sejak Maret 2020. Ini mencapai tertinggi 65,31 per dolar.

Terakhir, pada 20 Mei, rubel mencapai level terkuatnya terhadap Euro sejak Juni 2015 (menyentuh 59,02) dan level terkuat terhadap dolar AS sejak Maret 2018 (mencapai 57,0750).

Pada 19 Mei, Moskow menyatakan sekitar setengah dari 54 klien perusahaan gas Rusia Gazprom telah membuka rekening di Gazprombank.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini