Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MEXICO CITY - Penyelenggara Kamp Pengungsi Ukraina di Mexico City mengatakan pihaknya akan segera menutup kamp tersebut.
Dikutip dari Usnews, Rabu (25/5/2022), Direktur organisasi non-pemerintah United With Ukraine, Vlad Fedoryshyn mengatakan sekitar 1.000 warga Ukraina melewati kamp pengungsian yang terletak di sisi timur Mexico City, sejak kamp tersebut dibuka.
Saat ini hanya tersisa sekitar 120 pengungsi, dan 98 persen pengungsi tersebut sudah memiliki sponsor di Amerika Serikat. Fedoryshyn berharap agar para pengungsi tersebut segera melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.
Baca juga: Rusia Diduga Menahan 3.000 Pengungsi Mariupol di Penjara, Termasuk Relawan yang Kirim Bantuan
United With Ukraine bekerja sama dengan pemerintah Meksiko untuk mendirikan kamp pengungsian bagi warga Ukraina yang terpaksa melarikan diri dari negaranya, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Juru bicara United With Ukraina, Anastasiya Polo menyarankan agar warga Ukraina yang masih berada di Eropa untuk langsung mendaftar ke program pengungsian pemerintah AS, dan tidak membuang-buang uang serta tenaga mereka untuk bepergian ke Meksiko.
“Kami meminta orang-orang dari Eropa, Ukraina, untuk mengikuti program dari Eropa, jangan datang ke Meksiko karena jauh lebih mahal bagi mereka,” ujar Polo.
Sebelum kamp pengungsian didirikan di Mexico City, orang-orang Ukraina melakukan perjalanan ke Amerika Serikat melalui Tijuana, yaitu daerah perbatasan AS dan Meksiko.
Kamp pengungsian ini akan ditutup pada 1 Juni mendatang, namun warga Ukraina yang masih berada di Meksiko akan terus mendapat bantuan.
Baca juga: PBB: Lebih dari 6 Juta Pengungsi Tinggalkan Ukraina Sejak Awal Invasi Rusia
Program Uniting for Ukraine, diumumkan oleh pemerintah AS pada 21 April lalu. Namun setelah seminggu program tersebut dilaksanakan, pemerintah AS tidak segera membuka wilayah perbatasannya karena adanya aturan pembatasan Covid-19, sehingga gerbang perbatasan di Tijuana untuk sementara ditutup.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi melaporkan, lebih dari 6,5 juta warga Ukraina, yang kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan negaranya sejak Rusia mengivasi Ukraina pada 24 Februari lalu.