Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat menuduh Rusia mencoba mengintimidasi jurnalis AS yang berada di Moskow.
Hal tersebut mengemuka setelah Kementerian Luar negeri Rusia memanggil jurnalis AS dan diduga memberikan ancaman akan membalas sanksi yang dijatuhkan AS kepada Rusia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan ancaman yang diberikan Rusia menunjukkan negara itu telah membatasi kebebasan media dan akses masyarakat untuk mendapat informasi.
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-104, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
“Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil rekan-rekan Anda untuk mengutip 'jelaskan kepada mereka konsekuensi dari garis permusuhan pemerintah mereka di bidang media. Mari kita perjelas, Kremlin terlibat dalam serangan penuh terhadap kebebasan media, akses ke informasi dan kebenaran,” ujar Ned Price, yang dilansir dari situs France24.
Ned Price juga menyebut tindakan Rusia sebagai upaya untuk mengintimidasi jurnalis independen.
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada akhir Mei lalu mengancam akan mengusir media Barat jika YouTube terus memblokir briefing mingguan departemen tersebut.
Pada Jumat (3/6/2022), Zakharova menuduh AS telah memberikan tekanan kepada media Rusia yang berada di AS.
“Mereka melakukan segalanya untuk membuat media Rusia tidak mungkin bekerja. Jika mereka tidak menormalkan pekerjaan media Rusia di wilayah AS, akan ada tindakan tegas sebagai konsekuensinya,” kata Zakharova.
Baca juga: 60-100 Tentara Ukraina Meninggal Setiap Hari dalam Perang Melawan Rusia
Zakharova membenarkan perwakilan media AS memang diundang untuk datang ke Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin (6/6/2022) kemarin.
Sementara Price mengatakan pemanggilan tersebut terjadi karena AS telah menambahkan tiga saluran televisi Rusia, Pervy Kanal, Rossiia-1, dan NTV, pada bulan lalu ke daftar sanksi AS sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Price menuduh Rusia memberikan kesetaraan palsu, karena jurnalis independen AS jelas berbeda dengan media Rusia yang terkena sanksi.
“Amerika Serikat terus mengeluarkan visa untuk jurnalis Rusia yang memenuhi syarat, dan kami belum mencabut kredensial pusat pers asing dari jurnalis Rusia yang bekerja di Amerika Serikat,” ujarnya.