Sharma kini diskors oleh partainya menyusul kontroversi tersebut.
Pernyataan itu juga dikutuk oleh koalisi global yang kuat dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
OKI mengatakan bahwa penghinaan itu dilontarkan di tengah suasana kebencian yang semakin intens terhadap Islam dan pelecehan sistematis terhadap Muslim di India.
Setelah kemarahan global, kementerian luar negeri India mengklaim pernyataan ofensif Nupur Sharma itu tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
"Kami telah melihat pernyataan tentang India dari Sekretariat Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI)."
"Pemerintah India dengan tegas menolak komentar Sekretariat OKI yang tidak beralasan dan berpikiran sempit," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu membela bahwa komentar yang merendahkan kepribadian religius hanya dibuat oleh individu-individu tertentu.
"Mereka, dengan cara apa pun, tidak mencerminkan pandangan Pemerintah India."
"Tindakan keras telah diambil terhadap orang-orang ini oleh badan-badan terkait," kata kementerian itu.
"Sangat disayangkan Sekretariat OKI kembali memilih untuk melontarkan komentar yang memotivasi, menyesatkan dan nakal."
"Komentar itu hanya memperlihatkan agenda memecah belah yang dikejar atas perintah kepentingan pribadi," kata kementerian luar negeri India.
Meningkatnya kejahatan rasial di India juga disebutkan oleh Washington pekan lalu.
Menteri luar negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa peningkatan serangan terhadap jemaah dan tempat ibadah justru terjadi di tempat demokrasi dan rumah bagi keragaman agama terbesar di dunia.
Departemen luar negeri AS mengatakan, beberapa pejabat malah mengabaikan atau bahkan mendukung meningkatnya serangan terhadap orang dan tempat ibadah di India.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)