"Agar bahan makanan itu dapat meninggalkan pelabuhan, Zelensky harus memberi perintah, itu saja," tambahnya.
Baca juga: Menlu Sergei Lavrov Beberkan Strategi Geopolitik Rusia, Dekati China dan Sebut Barat Diktator
Baca juga: Kapal Induk Kebanggaan Rusia Gagal Berlayar Gara-gara Penundaan Perbaikan
Ketika dihubungi oleh Agence France-Presse, Umerov, yang tinggal di Istanbul dan bekerja untuk televisi publik Ukraina, menjelaskan bahwa ia sudah mencoba mengangkat tangannya selama sesi tanya jawab.
Namun kemudian ia menyadari penyelenggara tidak membiarkannya berbicara.
Maka dari itu, ia memutuskan untuk menyela dengan keras.
"Saya mengambil risiko mengganggu konferensi pers karena seluruh Ukraina sedang menunggu jawaban atas pertanyaan ini," katanya.
Sementara itu, di tengah memburuknya krisis pangan global, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan minggu ini bahwa ada laporan yang dapat dipercaya bahwa Rusia "mencuri" ekspor gandum Ukraina untuk dijual demi keuntungan.
Baca juga: Rusia Cari Pembeli 500.000 Ton Gandum Ukraina ke Negara-negara Afrika
Baca juga: 600 Orang Ukraina Disandera di Kamar Penyiksaan Wilayah Kherson yang Diduduki Rusia
Blinken mengatakan dugaan pencurian itu merupakan bagian dari tindakan Rusia yang lebih luas selama perangnya di Ukraina.
Pada Jumat (3/6/2022) lalu, Vasyl Bodnar, duta besar Ukraina untuk Ankara, menuduh Rusia mencuri dan mengekspor gandum Ukraina, terutama ke Turki.
Sejak awal konflik di Ukraina, Lavrov, yang menjadi sasaran sanksi Barat, telah melakukan kunjungan ke luar negeri.
Ia telah mengunjungi China, India, Aljazair, Arab Saudi dan dua kali ke Turki.
Namun, Lavrov baru-baru terpaksa membatalkan perjalanan ke Serbia karena negara-negara tetangga menutup wilayah udara mereka untuk pesawatnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)