Akibatnya, sejumlah kelompok media berhenti beroperasi di Rusia, dengan undang-undang kejam yang berlaku mengancam akan menghukum jurnalisme independen dengan hukuman penjara hingga 15 tahun.
Rusia juga telah memblokir akses ke beberapa situs web organisasi berita asing, termasuk BBC dan Deutsche Welle.
Rusia memperingatkan organisasi berita AS bulan ini bahwa mereka berisiko dicabut akreditasinya kecuali jika perlakuan terhadap jurnalis Rusia di AS membaik.
"Pekerjaan untuk memperluas 'daftar berhenti' Rusia akan terus berlanjut," kata pernyataan itu.
Baca juga: Kuburan 7 Mayat Warga Sipil Digali, Ukraina Tuduh Korban Kejahatan Perang Tentara Rusia
Baca juga: Jembatan Terakhir Dihancurkan, Akses Ukraina ke Sievierodonetsk Putus, Tentara Azov Tak Bisa Keluar
Melarang penggunaan kata-kata tertentu
Dikutip Al Jazeera, Moskow juga melarang penggunaan kata-kata seperti "perang" dan "invasi" dan menggambarkan serangannya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus".
“Ini menyedihkan, tetapi tidak sepenuhnya mengejutkan,” kata Mark Galeotti, seorang ahli Rusia yang termasuk di antara mereka yang dilarang.
Di antara mereka yang dilarang pada bagian kedua dari daftar itu adalah menteri negara bagian pengadaan pertahanan Inggris, Jeremy Quin, dan Kepala Udara Marsekal Mike Wigston.
Baca juga: Wikipedia Menentang Putusan Pengadilan Moskow untuk Hapus Informasi Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Pertempuran Severodonetsk Menakutkan, Korban Banyak Berjatuhan
Berikut ini Tribunnews.com rangkum sebgaian daftarnya:
1. Shaun Walker, koresponden Guardian
2. Con Coughlin, kolumnis Daily Telegraph
3. Stuart Ramsay, kepala koresponden, Sky News
4. James Rothwell, jurnalis Daily Telegraph
5. John Witherow, pemimpin redaksi Times