Tetapi bencana alam itu telah tumbuh lebih intens dan berbahaya dalam beberapa tahun terakhir dan para ahli telah memperingatkan beberapa hal bisa menjadi lebih buruk.
Baca juga: China Luncurkan Kapal Induk Ketiga Buatan dalam Negeri, Lebih Canggih dari Liaoning dan Shandong
Baca juga: AS Tolak Klaim China, Tegaskan Selat Taiwan adalah Jalur Air Internasional
Pada bulan April, Pusat Iklim Nasional memperingatkan bahwa hujan lebat yang ekstrem diperkirakan akan melanda bagian selatan dan barat daya negara itu, serta daerah gurun yang biasanya kering di Tibet selatan.
China mencatat curah hujan tahunan rata-rata 672,1 mm tahun lalu, yang 6,7 persen di atas normal, menurut laporan yang dirilis oleh Pusat Iklim Nasional pada bulan Mei.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa anomali cuaca China semakin parah, terutama dalam hal intensitas hujan badai selama bulan-bulan musim panas.
Rekor curah hujan terjadi di tengah upaya China untuk mengatasi perubahan iklim.
Kementerian Ekologi dan Lingkungan negara itu minggu lalu mengumumkan strategi perubahan iklim nasional baru untuk membangun ketahanan terhadap efek pemanasan global pada 2035.
Strategi tersebut lebih menekankan pada pemantauan perubahan iklim dan efek terkaitnya serta mengembangkan peringatan dini dan sistem manajemen risiko.
Sedikitnya 1,1 juta penduduk di Provinsi Jiangxi tenggara China terkena dampak banjir dan hujan deras antara 28 Mei dan 11 Juni, menurut Xinhua.
Sementara 223.000 hektar lahan pertanian pertanian di provinsi penghasil kayu dan bambu itu hancur.
Pada awal Juni, hujan lebat di China selatan menewaskan sedikitnya 32 orang.
Lebih dari 2.700 rumah rusak parah dan 96.160 hektar lahan pertanian hancur di provinsi penghasil beras Hunan.
Baca juga: Rusia Kini Jadi Pemasok Minyak Terbesar untuk China, Menggeser Arab Saudi
Baca juga: Viral Video Seorang Wanita di China Dianiaya Pria yang Melecehkannya, Dipukul dan Kepala Diinjak
Musim panas lalu, 398 orang tewas saat banjir dahsyat melanda Provinsi Henan tengah.
Di antara yang tewas adalah 12 penumpang yang tenggelam di jalur kereta bawah tanah yang terendam.
Ibu Kota Provinsi Zhengzhou mengalami kematian paling banyak dalam apa yang oleh pihak berwenang disebut hujan sekali dalam seribu tahun.
Otoritas negara bagian telah waspada sejak saat itu, di tengah meningkatnya pertanyaan tentang seberapa siap kota-kota di China untuk cuaca ekstrem.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)