TRIBUNNEWS.COM - Serangan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 40 lainnya, kata pejabat senior Ukraina, Senin (27/6/2022).
Menurut para saksi kebarakan besar menyebabkan asap hitam mengepul hingga langit.
Dikutip Reuters, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 1.000 orang berada di pusat perbelanjaan pada saat serangan itu.
Baca juga: Oligarki Terkaya Ukraina Gugat Rusia atas Aset Pangan dan Baja yang Dicuri
"Bahkan tidak mungkin membayangkan jumlah korban," tulis Zelensky dalam aplikasi perpesanan Telegram.
"Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari Rusia," imbuhnya.
Seorang reporter Reuters melihat sekam hangus dari sebuah kompleks perbelanjaan dengan atap yang runtuh.
Petugas pemadam kebakaran dan tentara menarik potongan logam yang hancur saat mereka mencari korban selamat.
Serangan pada hari Senin menyebabkan kebakaran besar dan mengirim asap hitam mengepul ke langit, rekaman yang diedarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menunjukkan.
Baca juga: Menelisik Peluang Keberhasilan Jokowi Mendamaikan Rusia dan Ukraina
Tidak memiliki nilai strategis
Dikutip Al Jazeera, Zelenskyy mengatakan pusat perbelanjaan itu "tidak memberikan ancaman bagi tentara Rusia" dan "tidak memiliki nilai strategis".
Zelensky menuduh Rusia menyabotase “upaya rakyat untuk hidup normal, yang membuat para penjajah sangat marah”.
“Rusia terus mengeluarkan impotensinya pada warga sipil biasa. Tidak ada gunanya mengharapkan kesusilaan dan kemanusiaan di pihaknya," katanya.
Gubernur wilayah Poltava tengah, Dmytro Lunin menulis di Telegram bahwa 11 orang kini telah dipastikan tewas dalam serangan rudal ganda di pusat perbelanjaan yang ramai.
Lunin menambahkan bahwa petugas penyelamat akan terus mencari melalui puing-puing yang membara, dengan lebih banyak mayat kemungkinan akan ditemukan. ditemukan.