Hal inilah yang membuat ribuan masyarakat tumpah memenuhi stasiun pompa demi mengisi ulang persediaan BBM pada kendaraan mereka.
Setelah sebelumnya pemerintah memberlakukan penutupan aktivitas bagi seluruh lembaga negara dan sekolah selama dua minggu guna mengurangi penggunaan BBM di tengah krisis energi.
Keprihatinan ini lantas mendorong Departemen Keuangan AS melakukan delegasi dengan Sri Lanka, untuk membahas pemberian bantuan sebesar 158,75 juta dolar selama dua minggu kedepan pada warga Sri Lanka yang membutuhkan.
Tak hanya itu organisasi PBB juga turut mengeluarkan dana darurat sebanyak 47 juta dolar AS guna membantu pemerintah Sri Lanka untuk mencukupi kebutuhan pangan 22 juta penduduk negara itu.