TRIBUNNEWS.COM - Berikut jumlah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) apabila Finlandia dan Swedia bergabung.
Para pemimpin NATO akan mengundang Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu pada Rabu (29/6/2022).
Undangan itu setelah Turki mencabut hak vetonya atas keanggotaan mereka, kata sekretaris jenderal NATO pada Selasa (28/6/2022).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setuju untuk mencabut bloknya terhadap keanggotaan Swedia dan Finlandia, dengan imbalan serangkaian tindakan dan janji bahwa mereka akan bertindak melawan terorisme dan organisasi teroris.
“Sebagai sekutu NATO, Finlandia dan Swedia berkomitmen untuk sepenuhnya mendukung Turki melawan ancaman terhadap keamanan nasionalnya,” ujar Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Selasa, dilansir The New York Times.
“Ini termasuk lebih lanjut mengamandemen undang-undang domestik mereka, menindak aktivitas PKK dan menandatangani kesepakatan dengan Turki tentang ekstradisi,” tambahnya, merujuk pada Partai Pekerja Kurdistan yang mencari negara Kurdi merdeka di wilayah yang sebagian berada di dalam perbatasan Turki.
Baca juga: Mengenal NATO, Aliansi Militer AS dan Eropa Barat untuk Cegah Ekspansi Komunis Uni Soviet
Jumlah Anggota NATO
Mengutip laman resmi NATO, saat ini NATO memiliki 30 anggota.
Jumlah anggota NATO menjadi 32 apabila Finlandia dan Swedia resmi bergabung.
Pada 1949, ada 12 anggota pendiri Aliansi yakni:
- Belgia
- Kanada
- Denmark
- Prancis
- Islandia
- Italia
- Luksemburg
- Belanda
- Norwegia
- Portugal
- Inggris
- Amerika Serikat
Lalu, negara anggota lainnya yaitu:
- Yunani dan Türkiye (1952)
- Jerman (1955)
- Spanyol (1982)
- Republik Ceko
- Hongaria dan Polandia (1999)
- Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slovakia, dan Slovenia (2004)
- Albania dan Kroasia (2009)
- Montenegro (2017)
- Makedonia Utara (2020)
Baca juga: Perjalanan Swedia dan Finlandia untuk Gabung NATO, Sudah Dapat Dukungan Turki
Waktu yang Dibutuhkan Finlandia dan Swedia untuk Gabung NATO
Saat perang Ukraina berkecamuk, Finlandia dan Swedia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO.
Hal ini menandai berakhirnya netralitas selama beberapa dekade.
Diberitakan Al Jazeera, Parlemen Finlandia telah memberikan suara yang sangat mendukung tentang masalah ini.
Di Swedia, mayoritas legislator mendukung aplikasi tersebut, termasuk dari Partai Sosial Demokrat yang berkuasa selama beberapa dekade dan menentang langkah tersebut.
Baca juga: Turki Cabut Hak Veto, Apa Alasan akhirnya Terima Finlandia-Swedia Gabung NATO?
Meskipun proses keanggotaan NATO tidak diformalkan dan tahapannya dapat bervariasi, langkah pertama biasanya ditetapkan bahwa sebuah negara harus menyatakan minatnya dan secara resmi menyatakan keinginan untuk bergabung.
NATO kemudian akan melakukan diskusi dengan pihak yang bersangkutan.
Dalam hal ini, Swedia dan Finlandia harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam “Studi tentang Pembesaran” aliansi tahun 1995.
NATO mengatakan kriteria ini termasuk “sistem politik demokrasi yang berfungsi berdasarkan ekonomi pasar; perlakuan adil terhadap populasi minoritas; komitmen untuk menyelesaikan konflik secara damai; kemampuan dan kemauan untuk memberikan kontribusi militer untuk operasi NATO; dan komitmen terhadap hubungan dan institusi sipil-militer yang demokratis.”
Menurut Alexander Lanoszka, asisten profesor dalam hubungan internasional di Universitas Waterloo, Finlandia dan Swedia telah lama memenuhi persyaratan dasar untuk berada di NATO, paling tidak karena kekuatan institusi demokrasi mereka dan kontrol sipil yang kuat atas militer mereka.
“Dengan demikian, proses untuk bergabung harus lebih cepat dan dengan demikian lebih lancar daripada yang mungkin terjadi di negara-negara yang berada di bawah kekuasaan komunis selama Perang Dingin," ujarnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)