Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kematian mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe setelah sempat kritis akibat mengalami penembakan pada bagian leher dan dada mengejutkan dunia.
Ia ditembak saat sedang menyampaikan pidatonya dalam kampanye untuk anggota partainya di Kota Nara pada Jumat siang, sekitar pukul 11.30 waktu setempat.
Selama masa pemerintahannya, Abe paling dikenal dengan rencananya untuk menghidupkan kembali ekonomi Jepang yang lesu melalui pelonggaran moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya dan reformasi peraturan yang akhirnya diberi label 'Abenomics'.
Lalu apa itu Abenomics?
Dikutip dari laman www.thebusinessprofessor.com, Jumat (8/7/2022), Abenomics merupakan istilah ekonomi yang berasal dari Jepang karena 'dianjurkan dan diundangkan' oleh Shinzo Abe.
Baca juga: Menlu AS Antony Blinken Sampaikan Keprihatinan Atas Penembakan Shinzo Abe Saat Bertemu Retno Marsudi
Abenomics adalah kebijakan ekonomi yang digunakan oleh Jepang di bawah pemerintahan Abe, yang akhirnya mampu menarik negara itu keluar dari deflasi yang dideritanya.
Untuk menarik Jepang keluar dari deflasi, kebijakan ekonomi yang 'dibumbui' dengan reformasi struktural pun ia kembangkan.
Abenomics sering dilihat sebagai kebijakan agresif yang menyentuh situasi moneter dan fiskal negara.
Baca juga: Menlu Australia Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya Eks PM Jepang Shinzo Abe
Sebagai bentuk kebijakan ekonomi, Abenomics berkaitan dengan peningkatan stimulus fiskal dan stimulus moneter dalam negeri melalui belanja pemerintah dan kebijakan bank sentral yang tidak konvensional.
Lalu apa prinsip yang dianut Abenomics?
Abenomics bertumpu pada tiga faktor vital yang bertujuan untuk menarik negara keluar dari deflasi yang secara konsisten diderita dalam beberapa dekade terakhir.
Ketiga faktor atau dasar tersebut meliputi stimulus moneter, stimulus fiskal dan reformasi struktural.
Abenomics diperkenalkan oleh Shinzo Abe pada awal masa jabatan keduanya.