News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS dan Eropa Secara Rahasia Cari Solusi Perang Ukraina-Rusia

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - AS dan sekutu Eropa secara rahasia mencari jalan menyelesaikan perang Ukraina. Prajurit Ukraina menembak dengan senjata self-propelled Prancis 155 mm/52 kaliber Caesar ke posisi Rusia di garis depan di wilayah Ukraina timur Donbas pada 15 Juni 2022.

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Media Jerman Welt, melaporkan AS dan sekutu Eropanya secara rahasia sedang melakukan "konsultasi rahasia" yang bertujuan mengakhiri krisis Ukraina.

Pemberitaan itu dikutip situs Rusia Today, Minggu (10/7/2022), yang dikomentari mantan Dubes AS untuk Jerman John Kornblum dan jurnalis Jerman Rudiger Lentz.

Pembicaraan rahasia itu dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar peperangan Ukraina dan menyelamatkan wajah Rusia dari krisis.

Rusia dan Ukraina telah menggelar empat putaran pembicaraan untuk mencoba menyelesaikan krisis pada Februari dan Maret.

Baca juga: AS Kirim Senjata Senilai 400 Juta Dolar AS ke Ukraina, Termasuk Empat Sistem Roket Canggih HIMARS

Baca juga: Menlu Rusia: Mulai Sekarang, Kami Tidak akan Percaya Amerika dan Uni Eropa

Tapi perundingan terhenti di Istanbul, Turki setelah Kiev menarik diri dari negosiasi. Saat itu pejabat AS dan Eropa mengumumkan konflik harus diputuskan di medan perang.

Bersamaan itu barat mengirim puluhan miliar perangkat keras militer dan bantuan ekonomi ke Kiev. Perundingan damai Ukraina-Rusia terhenti total.

Menurut Kornblum, Moskow sedang mengobarkan perang urat saraf dengan AS dan sekutunya. Mereka “mengandalkan kelelahan perang di barat dan sentimen anti-Barat di seluruh dunia.

Kornblum dan Lentz mengutip strategi 'Ostpolitik' mantan Kanselir Jerman Barat Willy Brandt dengan Jerman Timur dan Uni Soviet sebagai "contoh klasik" solusi diplomatic.

Tapi mereka mengingatkan kebijakan ini hanya dimungkinkan setelah beberapa dekade konfrontasi Perang Dingin, termasuk konflik proksi di Vietnam.

Mereka merekomendasikan pendekatan 'perdamaian melalui kekuatan' gaya Reagan dari tekanan militer dan ekonomi untuk memaksa "agresor" ke meja.

Keduanya menyarankan Eropa harus mulai mendapatkan kembali kendali atas narasi tentang krisis Ukraina.

Para penulis tidak merinci bagaimana barat bisa 'mendapatkan kembali kendali atas narasi'. Media Rusia termasuk Sputnik, RT dan lainnya telah diblokir di seluruh Uni Eropa.

Sementara Facebook dan Twitter mengawasi platform mereka untuk memastikan narasi pro-Ukraina dan anti-Rusia yang berlaku.

Pada saat yang sama, outlet media arus utama UE dan AS terus menggemakan agresi Vladimir Putin dan perang Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina.

Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis semua tuduhan dan narasi barat.

“Kami diberitahu dan mendengar hari ini kami memulai perang di Donbass, di Ukraina. Tidak, itu dimulai secara kolektif oleh barat, kekuatan sama yang mengorganisir dan mendukung kudeta bersenjata yang tidak konstitusional di Ukraina pada 2014” kata Putin.

“Mereka mendorong dan membenarkan genosida yang dilakukan terhadap rakyat Donbass,” kata Putin dalam pertemuan dengan anggota parlemen Rusia pada Kamis.

“Rusia tidak menolak pembicaraan damai,” kata Putin. “(Tetapi) mereka yang tidak memahami semakin lama, semakin sulit bagi mereka mencapai kesepakatan dengan kami,” tambahnya.

Pada hari Jumat, mengomentari krisis inflasi dan harga energi yang dihadapi sebagian besar Eropa dan AS, Putin mengindikasikan dia telah memperingatkan rekan-rekan asingnya berulang kali.

Terutama aksi gila penerapan sanksi politis ke Moskow, terutama ketika menyangkut pasar energi. Namun, peringatannya tidak pernah didengarkan.

Posisi AS dan Eropa  

Perkembangan lain, media The New York Times mengutip sumber-sumbernya mengatakan, AS dan sekutunya tak akan dapat mempertahankan tingkat dukungan mereka saat ini untuk Kiev.

Para pejabat AS mengakui persediaan senjata AS dan Eropa akan menipis di beberapa titik dan akan sulit untuk mempertahankan tingkat dukungan material yang sama ketika kelelahan perang meningkat.

The New York Times mengatakan bantuan militer untuk Ukraina yang disahkan Kongres diperkirakan akan berlangsung hingga kuartal kedua tahun depan.

Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan dalam membela diri terhadap provokasi Ukraina.

Menanggapi operasi Rusia, negara-negara Barat telah meluncurkan kampanye sanksi komprehensif terhadap Moskow dan telah memasok senjata ke Ukraina.

Pada Jumat, Presiden AS Joe Biden mengesahkan program dana senilai $400 juta bantuan militer tambahan ke Ukraina.

Departemen Pertahanan AS mengatakan paket bantuan itu mencakup empat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), 1.000 butir amunisi artileri 155 milimeter dengan kemampuan presisi yang lebih besar, sistem baterai penghitung dan peralatan lainnya.

Sementara di Kiev, pejabat negara it marah atas seruan anggota Kongres AS Victoria Spartz (Republik-Indiana) yang meminta pengawasan lebih keta tatas bantuan negaranya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko menyebut seruan itu upaya melemahkan mekanisme pengiriman bantuan ke Ukraina.

Anggota Kongres harus berhenti merusak mekanisme bantuan militer AS yang ada ke Ukraina. Pihak Ukraina berinteraksi dengan mitra Amerika dengan keterbukaan maksimum,” kata Nikolenko.

Spartz mengirim pesan tegas kepada Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelensky awal pekan ini.

Ia memberitahu mereka mengambil setidaknya "tiga item tindakan mendesak" yang dia yakini akan membantu "mengendalikan situasi."

Menurut Spartz, Biden harus “berhenti bermain politik, memiliki strategi yang jelas dan menyelaraskan bantuan keamanan dengan strategi kami.”

Zelensky harus "berhenti bermain politik dan teater," dan "mulai memerintah" sebagai gantinya "untuk mendukung militer dan pemerintah lokalnya dengan lebih baik."

Poin ketiga, terkait dengan pembentukan mekanisme pengawasan, tampaknya paling membuat Kiev kesal.

“Kongres harus menetapkan pengawasan yang tepat terhadap infrastruktur penting dan pengiriman senjata dan bantuan,” kata Spartz.(Tribunnews.com/RT/Sputniknews/NYT/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini