Berdasarkan pelatihan dasar tentara Inggris, kursus ini mencakup penanganan senjata, pertolongan pertama di medan perang, kerajinan lapangan, taktik patroli, dan hukum konflik bersenjata.
Pemerintah, yang sejauh ini telah menginvestasikan 2,3 miliar poundsterling untuk bantuan militer ke Ukraina, juga telah membeli senapan serbu varian AK untuk pelatihan, sehingga tentara Ukraina dapat berlatih dengan senjata yang akan mereka gunakan di garis depan.
AS juga telah memberikan pelatihan kepada militer Ukraina, dengan perwira senior belajar di Fort Leavenworth di Kansas.
Ubah Sipil Jadi Tentara
Meski demikian, sejuta tentara yang diklaim Ukraina tersebut dianggap kurang berpengalaman, karena mereka direkrut dari ramyat sipil menjadi prajurit yang kurang pelatihan.
Russia Today menyebut, Kepala Dewan Kemanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov mengatakan sejuta tentara tersebut siap ke medan laga.
"Ukraina telah mencapai situasi militerisasi maksimum dalam beberapa bulan terakhir. Sekitar satu juta orang Ukraina mendapatkan pengalaman pertempuran dan militer dalam konflik dengan Rusia," ujar Danilov.
Ia menyebutkan, warga sipil yang dijadikan tentara Ukraina adalah respons keras terhadap ambisi Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Putin menegaskan, tujuan utama invasi Rusia adalah demiliterisasi Ukraina.
Namun, usaha Putin itu disebut kurang berhasil karena Ukraina telah mendahuluinya dengan militerisasi.
“Ukraina dengan cepat mempersenjatai kembali (pasukan) sesuai dengan standar NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Angkatan bersenjata kami terus terakumulasi dan dipenuhi dengan senjata, serta teknologi Barat," ujarnya.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.