Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memerintahkan penyelidikan atas kasus cedera dan kematian anak-anak akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dikutip dari CNBC, Selasa (12/7/2022) Guterres menyerukan agar temuan itu dipublikasikan dalam bentuk laporan global tahunan Anak-anak dan Konflik Bersenjata PBB, yang memverifikasi laporan penculikan, kekerasan seksual serta pelanggaran lain seperti perekrutan anak-anak untuk berperang dalam konflik.
“Mengingat perang yang sedang berlangsung di Ukraina, yang termasuk pelanggaran terhadap warga sipil dan anak-anak, maka peristiwa ini akan ditambahkan sebagai situasi yang mengkhawatirkan dengan segera dan akan dimasukkan dalam laporan saya berikutnya,” Guterres menulis dalam laporan tahun ini, yang dirilis pada Senin (11/7/2022).
Baca juga: UPDATE Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-139, Berikut Peristiwa yang Terjadi
Selain itu, Guterres juga meminta penyelidikan serupa dilakukan di Ethiopia dan Mozambik.
Menurut sebuah laporan, lebih dari 2.500 anak tewas dalam konflik global selama tahun 2021 dan 5.555 anak lainnya mengalami cacat akibat konflik tersebut.
Seruan untuk penyelidikan di Ukraina datang ketika Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet memperingatkan bahwa kantornya telah mengumpulkan banyak bukti mengenai pembunuhan yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia.
Bachelet lebih lanjut mengatakan, penyelidik PBB telah menemukan lebih dari 1.200 warga sipil Ukraina yang tewas.
Ribuan warga sipil Ukraina yang tewas mulai ditemukan setelah Moskow menarik pasukannya dari Bucha.
Baca juga: Berencana Serang Balik Pasukan Rusia, Ukraina Minta Penduduk untuk Tinggalkan Kherson
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy lalu menggambarkan hal itu sebagai "genosida" dan menuduh Rusia melakukan kejahatan perang.
Pada bulan lalu, UNICEF memberikan pernyataan bahwa hampir dua pertiga anak-anak Ukraina telah mengungsi sejak dimulainya perang pada akhir Februari.