News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dubes Ukraina: Masjid Komunitas Muslim di Kharkiv Rusak Parah Akibat Serangan Rudal Rusia

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ini diambil pada 27 Februari 2022 menunjukkan sebuah kendaraan pengangkut personel lapis baja Rusia (APC) terbakar di samping tubuh tentara tak dikenal selama pertempuran dengan angkatan bersenjata Ukraina di Kharkiv. - Pasukan Ukraina mengamankan kendali penuh atas Kharkiv pada 27 Februari 2022 menyusul pertempuran jalanan dengan pasukan Rusia di kota terbesar kedua di negara itu, kata gubernur setempat. (Photo by Sergey BOBOK / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengatakan baru-baru ini masjid komunitas muslim di Kharkiv rusak parah akibat serangan rudal Rusia.

Serangan rudal yang terjadi 2 hari lalu itu menewaskan sekiranya 33 orang, termasuk satu diantaranya seorang remaja berusia 13 tahun.

Meski tidak dijelaskan lebih lanjut apakah korban berasal dari komunitas masjid tersebut.

Namun Vasyl mendorong solidaritas komunitas muslim di Indonesia bersuara untuk menghentikan perang yang terjadi di Ukraina sebab sudah banyak warga sipil yang tewas.

"Saya sangat, sangat, sangat berharap masyarakat Indonesia, Komunitas Muslim Indonesia akan berbicara, dengan cara memberikan penilaian atas tindakan tidak manusiawi Federasi Rusia ini," kata Vasyl pada konferensi pers secara daring, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Rusia Klaim Telah Hancurkan 4 Roket HIMARS yang Dipasok AS ke Ukraina sejak Awal Juli

Dubes Ukraina mengatakan seharusnya siapapun tidak bisa diam begitu saja ketika banyak warga sipil yang tewas karena kekerasan ini.

Bahkan, menurutnya, tidak ada pihak manapun yang mengatakan serangan rudal ini sebagai serangan teroris yang menyebabkan kerugian dan kematian bagi umat Islam.

Vasyl mengatakan perdamaian saat ini sangat dibutuhkan oleh rakyat dan bangsa Ukraina, termasuk bagi komunitas muslim Ukraina, Krimea, dan Tatar.

"Saya mengajak teman-teman, media, dan komunitas muslim mengatakan sesuatu karena ini akan menunjukkan solidaritas kepada warga sipil dan kepada orang-orang yang damai," ujarnya.

Serangan Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2024 lalu.

Sejauh ini kedua belah pihak yakni Ukraina dan Rusia masing-masing mengklaim memenangkan perang dengan jumlah korban tentara yang meninggal dari kedua pihak bervariasi.

Amerika Serikat sendiri memperkirakan bahwa korban dari pihak Rusia dalam perang di Ukraina mencapai sekitar 15.000 korban tewas dan sekitar 45.000 korban luka.

Perkiraan tersebut disampaikan Direktur CIA William Burns dalam Forum Keamanan Aspen di Colorado pada Rabu (20/7/2022).

Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama hampir lima bulan dan Moskwa berhasil menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina.

Burns mengatakan, keuntungan tersebut harus dibayar mahal oleh Rusia, sebagaimana dilansir The New Arab.

“Perkiraan terbaru dari komunitas intelijen AS adalah sekitar 15.000 (pasukan Rusia) tewas dan mungkin tiga kali lipat terluka. Jadi kerugian yang cukup signifikan,” kata Burns.

Burns menambahkan, Ukraina juga mengalami kerugian yang besar, namun lebih sedikit dibandingkan Rusia.

Sejauh ini, Rusia selalu merahasiakan angka kematian dari militernya.

Moskwa juga belum memperbarui angka korban sejak awal perang.

Terakhir kali Rusia merilis jumlah korban perang dari pihaknya adalah pada 25 Maret.

Kala itu, Moskwa mengakui bahwa 1.351 tentara Rusia tewas.

Di sisi lain, Pemerintah Ukraina mengatakan pada Juni bahwa 100 hingga 200 tentara Ukraina terbunuh per hari.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berujar, tugas militer Rusia di Ukraina sekarang melampaui Donbass.

Tetapi, Burns mengatakan bahwa setidaknya untuk saat ini, konsentrasi pasukan militer Rusia di Donbass menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kegagalan pada awal invasi, di mana Moskwa terhenti dalam serangannya di Kyiv.

“Di satu sisi, apa yang telah dilakukan militer Rusia adalah mundur ke cara perang yang lebih nyaman,” kata Burns.

“Artinya, mereka menggunakan keunggulan dan daya tembak senjata jarak jauh untuk bertahan dan secara efektif menghancurkan target Ukraina dan untuk mengompensasi kelemahan pasukan yang mereka miliki,” lanjut Burns.

Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pembersihan internal besar-besaran selama perang.

Zelensky memecat banyak pejabat pemerintah, mengutip kegagalan mereka untuk membasmi mata-mata Rusia dan mengumumkan sejumlah kasus pengkhianatan.

Padahal, AS telah menyediakan sejumlah besar informasi intelijen guna membantu memandu keputusan Ukraina dalam perang.

Informasi intelijen yang disediakan AS itu menimbulkan pertanyaan tentang apakah CIA dan Pentagon harus khawatir tentang infiltrasi Rusia.

Tetapi, Burns tampaknya mengecilkan kekhawatiran tersebut.

“Kami yakin bahwa kemitraan yang kami bangun efektif. Dan kami berbagi informasi intelijen dalam jumlah yang cukup signifikan dengan dinas Ukraina dan dengan kepemimpinan Ukraina yang mereka gunakan dengan sangat efektif,” ucap Burns.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini